Era Dahlan, PLN Raup Untung Rp9 Triliun
Reporter:
Rajman Azhar|
Editor:
Rajman Azhar|
Selasa 13-11-2012,21:47 WIB
JAKARTA – Mantan Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan, membeberkan, pada saat dirinya memimpin PLN, perusahaan setrum itu meraih laba hingga Rp9 triliun. Walau Badan Pemeriksa Keuangan menemukan inefisiensi PLN senilai Rp37 triliun.
“Tapi pada pembukuan, PLN meraih laba Rp9 triliun,” kata Dahlan, saat menjawab pertanyaan Anggota DPR saat rapat kerja, rapat dengar pendapat dan rapat dengar pendapat umum dengan Komisi VII DPR, Selasa (13/11) di Jakarta.
Kendati demikian, Dahlan mengaku tidak mau membangga-banggakan hal tersebut. Dahlan mengaku tidak sreg jika audit BPK hanya menganggap PLN itu merugi Rp37 triliun lebih. “Bukan rugi Rp37 triliun, tapi di pembukuannya laba Rp9 triliun,” ujar Dahlan yang saat ini menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dahlan setuju jika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan bila dianggap ada penyelewengan di tubuh PLN saat itu. Dia pun mendukung apabila masalah tersebut dibawa ke lembaga antikorupsi pimpinan Abraham Samad tersebut.
Tidak Ada Genset di Jawa
Genset untuk pembangkit listrik tidak digunakan di pulau Jawa, melainkan di wilayah-wilayah Indonesia yang mengalami krisis listrik.Jika ada yang menuduh genset dipakai di Jawa, maka tuduhan itu tidak benar.
“Di Jawa tidak pakai genset. Tuduhan itu tidak betul. Genset dipakai untuk daerah yang mengalami krisis listrik, baik itu di daerah pulau besar maupun pulau kecil,” kata Dahlan Iskan.
Dahlan juga menjelaskan bahwa istilah genset itu harus dipahami. Ia menginginkan ada persamaan persepsi, supaya tidak ada yang salah mengenai pengertian pembangkit yang menggunakan genset tersebut. “Mari kita samakan istilah. Saya khawatir semua orang menganggap pembangkit itu genset,” katanya.
Dia menepis isu yang menyebut di Kalimantan Timur dirinya mempunyai genset. “Yang dimaksud itu PLTU, bahan bakar batubara,” tegasnya. Ia menambahkan, sejak adanya PLTU itu, PLN diuntungkan Rp1,5 triliun.
Nah, lanjut dia, kalau Pemda Kaltim tidak mendapatkan keuntungan, itu karena tarif beli listriknya murah. “Harusnya lihat economic growth-nya,” katanya.
Dahlan menambahkan, kalau PLTU memang benar ada di Kaltim. Menurutnya, itu untuk mengatasi krisis dan pada akhirnya menguntungkan PLN kendati merugikan perusahaan sendiri. “PLN diuntungkan secara rupiah, ketersediaan listrik dipenuhi, bisnis terbantu dan ekonomi bisa berjalan,” katanya.(boy/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: