Kesadaran Investasi Rendah
BENGKULU, BE - Kesadaran investasi masyarakat selama ini belum berkembang. Terlihat dari kredit perbankan yang banyak dipakai masyarakat Bengkulu masih didominasi oleh kredit pembiayaan konsumsi yang mencapai 56 persen atau berada di peringkat pertama. Hal ini diungkapkan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, Azhar Achlusyani, Kamis (14/11). “Kredit perbankan yang banyak dipakai masyarakat Bengkulu masih didominasi oleh kredit pembiayaan konsumsi yang mencapai 56 persen,” ujarnya pada seminar perekonomian yang digelar Pemprov Bengkulu dalam rangka peringatan hari ulang tahun provinsi, yang diselenggarakan oleh Dispendik Provinsi. Dia menjelaskan, kredit konsumsi peringkat kedua yakni kredit pembiayaan modal kerja sebesar 32 persen. Sedangkan kredit pembiayaan investasi hanya sebesar 12 persen. Berdasarkan data BI secara tahunan, pertumbuhan kredit investasi triwulan III-2013 masih lebih baik dibandingkan triwulan II-2013, yaitu dari 20,51 persen per tahun (yoy) menjadi 27,94 per tahun (yoy). \"Perlambatan ini diperkirakan terkait dengan kebijakan kenaikan suku bunga acuan (BI-Rate) dalam rangka pengendalian inflasi dan neraca pembayaran,\" jelasnya. Dalam hitungan triwulan, kredit/pembiayaan investasi tumbuh melambat menjadi 5,23% (qtq) pada triwulan III-2013 dari sebesar 21,37 persen (qtq) pada triwulan II-2013. Namun berdasarkan sektor ekonomi. \"Kredit investasi sebagian besar disalurkan kepada sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 43 persen, disusul sektor pertanian sebesar 18 persen,\" terangnya. Dari jumlah tersebut kata dia, bedasarkan lokasi penyaluran kredit di Provinsi Bengkulu, Kota Bengkulu tercatat menyerap kredit investasi sebesar 55 persen, disusul Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 18 persen. Pedagang eceran dari berbagai macam barang yang didominasi oleh makanan, minuman dan tembakau merupakan sektor usaha yang dominan dalam penyerapan kredit investasi dari sektor perdagangan. \"Sedangkan perkebunan kelapa sawit mendominasi serapan kredit investasi pada sektor pertanian,” tuturnya. Menurutnya dalam menciptakan iklim investasi yang baik dan kondusif perlu koordinasi bersama antar pemegang kebijakan. Terdapat banyak dampak ganda (multiplier effects) dengan pertumbuhan investasi di suatu daerah. (100)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: