Tidak Ada Partai yang Antikorupsi
Persepsi Publik Menurut Alvara Research Center
JAKARTA - Masyarakat telah memiliki persepsi terhadap 12 partai politik peserta pemilu 2014. Sayangnya, tidak ada satu pun partai yang mendapat penilaian antikorupsi. Setidak-tidaknya, itu yang tergambar dari hasil perceptual mapping partai yang dilakukan Alvara Research Center. \"Publik menilai, tidak ada satu partai pun yang memiliki citra atau persepsi bebas korupsi,\" ujar CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali dalam paparan hasil survei di Jakarta, Senin (28/10).
Hasan mengungkapkan, perceptual mapping terhadap partai menunjukkan bahwa Partai Demokrat dan Partai Golkar adalah partai dengan tokohnya yang terkenal dan partai nasionalis. Kemudian, PDI Perjuangan dinilai sebagai partai yang dekat dengan rakyat dan mampu melakukan perubahan.
\"Sementara Partai Gerindra dan Hanura sama-sama memiliki citra menjaga keragaman Indonesia dan memiliki visi yang bagus,\" terang Hasan. Kemudian, PKS dan PAN mendapat persepsi sebagai partai anak muda. \"Kita harus lihat bahwa basis PKS awalnya di kampus, sementara PAN memiliki tokoh yang merepresentasikan anak muda,\" katanya.
Partai lain, seperti PPP, PKB, dan Nasdem, dalam perceptual mapping tersebut tidak disebutkan memiliki persepsi atau citra yang dominan pada satu penilaian tertentu.
Terkait dengan konfigurasi popularitas partai, hasil survei secara umum masih menunjukkan bahwa Partai Golkar, PDIP, dan Partai Demokrat masih lebih tinggi daripada partai-partai lain. Namun, jika dilihat dari top of mind atau paling melekat di benak pemilih, PDIP menjadi tertinggi dengan 40,8 persen, Golkar 19,9 persen, dan Demokrat 11,7 persen.
Dari elektabilitas partai, PDIP juga menjadi yang tertinggi dengan 17,9 persen, disusul Golkar 10,0 persen, Gerindra (6,5 persen), dan Demokrat 5,7 persen. \"Namun, di lain pihak, yang belum menentukan pilihan masih sangat tinggi, yakni 45,7 persen. Pemilih yang belum menentukan ini didominasi oleh pemilih muda,\" terang Hasan.
Survei Alvara Research Center juga menunjukkan bahwa pemilih Indonesia masih terbelah antara memilih partai atau memilih calegnya. Sebesar 45,3 persen akan mencoblos partai dan 54,7 persen akan mencoblos caleg. \"Karena itu, peluang bagi caleg masih cukup tinggi untuk melakukan sosialisasi ke pemilih,\" katanya.
Di sisi lain, untuk kandidat calon presiden, popularitas dan elektabilitas Joko Widodo masih tidak terbendung. Namun, dia masih diikuti dengan kandidat lain, seperti Aburizal Bakrie dan Prabowo Subianto. Dari peserta konvensi Partai Demokrat, Dahlan Iskan masih paling unggul. \"Hanya Dahlan Iskan yang memiliki popularitas dan elektabilitas yang bisa bersaing dengan kandidat capres yang lain (di luar konvensi),\" katanya. (fal/c1/tom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: