Dari Masjid Raksasa hingga Kawasan Belanja Fenomenal

Dari Masjid Raksasa hingga Kawasan Belanja Fenomenal

Melirik Pembangunan di Musi Rawas \"RUDIKabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, gencar melaksanakan pembangunan berbagai infrastruktur dalam lima tahun terakhir. Berbagai program ini berhasil meningkatkan pertumbahun ekonomi dari 6,89 persen pada tahun 2010 menjadi 6,98 persen pada tahun 2012, berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,3 persen. Bagaimana pembangunan ini dapat berjalan? Berikut laporannya. =========================================================

RUDI NURDIANSYAH,

Musi Rawas =========================================================

Wajah Kabupaten Musi Rawas tak pernah lagi sama sebelum dipimpin Bupati H Ridwan Mukti. Berbagai pembangunan di masa kepemimpinannya terus digalakkan. Daerah kabupaten Musi Rawas saat ini telah menjelma menjadi daerah yang berkembang pesat dan bersaing dengan Palembang, ibukota Sumatera Selatan. Salah satu karya raksasa bupati kelahiran Lubuk Linggau 21 Mei 1963 ini adalah Masjid Darussalam. Terletak di kawasan Agropolitan Center, Kecamatan Muara Beliti, Masjid Darussalam tampak megah dan mewah. Masjid yang dibangun dengan anggaran Rp 45 miliar ini konon lebih luas daripada Masjid Hudaibiah di Timur Tengah. Mulai dibangun sejak tahun 2010, masjid ini selesai pada tahun 2012 kemarin. \"Pernah Bupati membagikan sedekah kepada warga. Sebanyak 2 ribu orang muat untuk menampung seluruhnya. Belum termasuk bangunan yang di atas,\" urai Edy Zainuri, Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Musi Rawas menjelaskan, Rabu (4/9). \"RUDIAda sebanyak 99 tiang menyangga bangunan masjid, sesuai dengan jumlah sifat Allah SWT. Sebanyak 8 tiang besar berdiameter sekitar 5 meter di dalam masjid, mengelilingi kubah yang berhiaskan langit biru berawan di atasnya. Sejumlah kaligrafi menarik berputar disekitar dinding masjid. Dua menara besar di luar masjid membuat pemandangan masjid ini eksotis ditatap dari luar. Bupati H Ridwan Mukti kepada BE menjelaskan, sebelum dibangun, bentuk masjid ini sempat disayembarakan. Seorang guru berhasil memenangkan sayembara ini. Design tersebut kemudian diberikan kepada arsitek untuk diselesaikan pembangunannya. Setelah selesai dibangun, Kyai Haji Sultoni ditunjuk sebagai pengurus masjid ini. Seluruh kantor SKPD pada tahun 2015 akan dibangun di kawasan dimana masjid ini berada. \"Saya pernah dituding menghabiskan dana yang terlalu besar untuk sebuah masjid yang jamaahnya tidak seberapa. Saya bilang, Presiden Soekarno dulu juga membangun Masjid Istiqlal dituding seperti itu. Tapi setelah 40 tahun kemudian, solat Jum\'at saja Masjid Istiqlal itu bisa penuh sampai keluar,\" katanya. Selain masjid, Bupati yang mengawali kariernya sebagai Pegawai Kantor Pos tahun 1990 - 1992 di Yogyakarta ini juga sedang membangun Kawasan Agropolitan. Sebuah kawasan pengembangan pertanian, perkebunan dan pedagangan yang menelan anggaran sebesar Rp 109,3 miliar. Semua komoditas yang ada di Kabupaten Musi Rawas akan dijual di sini. Ruko, pergudangan dan perkantoran akan melilingi kawasan pusat perniagaan ini disamping tempat-tempat ibadah seperti Vihara, Pure dan Gereja. \"Dulu kita tidak punya duit untuk membangun. Di zaman saya kemudian duit itu kita cari dan mulai lah kita membangun. Prinsip saya dalam membangun harus dimulai dari desa. Seluruh daerah saling kita satukan. Ini tantangan kita dan sekarang kita bisa melihat sendiri bagaimana kemajuan,\" ujar Ridwan ketika dijumpai saat ramah tamah antara dia dengan rombongan RB Media Group di kediamannya. Prinsip yang digunakan oleh Ridwan dalam mendulang semua keberhasilan ini ternyata cukup sederhana, yakni prinsip clean desk. Ia tak pernah membiarkan surat yang masuk kepadanya lewat dari 1x24 jam tanpa diproses. Hal ini dilakukannya karena mengamati bahwa setiap orang membutuhkan kepastian. \"Termasuk investasi. Dalam satu hari harus sudah selesai,\" ungkapnya. Meski Kabupaten Musi Rawas memiliki kekayaan yang melimpah, namun tidak seluruhnya diberikan kesempatan oleh Ridwan untuk melakukan eksploitasi. Ia hanya akan memberikan kesempatan kepada investor untuk melakukan eksploitasi dengan syarat investor tersebut mau membangun infrastruktur di kawasannya. \"Seperti batubara itu baru akan kita kasih izin bilamana mereka mau membangun jalan sendiri. Kalau ada perusahaan yang mau membangun kereta api, silahkan bergiat perusahaannya. Apalagi kan batubara ini energi yang tak terbarukan. Pembangunan infrastruktur itu nanti akan kita jadikan sebagai jawaban atas tanggungjawab kita kepada generasi kedepan. Konflik sosial pun bisa juga ditekan dengan jalan ini,\" bebernya.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: