Mahasiswa Fisipol Unib Kunjungi BE
BENGKULU, BE - Mahasiswa jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Bengkulu, kemarin sore berkunjung ke Graha Pena Bengkulu Ekspress. Kunjungan diikuti 78 mahasiswa/i ini dalam rangka mengisi salah satu materi orientasi mahasiswa baru tentang pengenalan dunia surat kabar. Kedatangan puluhan mahasiwa/i ini pun diterima Kabag Pracetak, Hendri, Redaktur Rajman Azhar, Jamal Maarif, Herwan Saleh dan Koodinator Liputan, Zalmi Herawati. Para mahasiwa/i baru ini pun diberikan pengetahuan mengenai proses pembuatan koran yang diawali dengan proyeksi di pagi hari, peliputan wartawan, editing hingga di design oleh pracetak serta di menjadi sebuah koran. \"Pembuatan koran bukan serta merta langsung jadi koran, melainkan harus melalui proses yang panjang, yang diawali dari proyeksi yang dipimpin oleh Koordinator Liputan, peliputan di lapangan, pengetikan oleh wartawan, kemudian berita tersebut diedit oleh redaktur kemudian di desain sedemikian rupa oleh pra cetak. Selanjutnya hasil kerja pracetak tersebut dicetak menggunakan mesin yang lokasinya terdapat di Bentiring,\" terang salah seorang Redaktur, Jamal Maarif. Sementara itu, salah seorang Redaktur lainnya, Herwan Saleh menjelaskan dalam peliputan di lapangan tugas seorang wartawan pun terbagi alias tidak memiliki pos peliputan masing-masing. Seperti di Pemda kota dan provinsi masing-masing ditugaskan 1 orang wartawan. Demikian juga dengan tempat lainnya, seperti berita kriminal diisi 2 orang wartawan, yakni di Polres dan di Polda Bengkulu. Sedangkan untuk luar daerah, setiap kabupaten ditugaskan 1 wartawan. Di sisi lain, Kabag Pracetak, Hendri menjelaskan mengenai penyusunan dari berita yang sudah diedit redaktur menjadi tampilan sebuah koran. Menurutnya, prosesnya cukup rumit karena memiliki program khusus di komputer. Berita dan foto yang akan dicetak didesign sedemikian rupa agar menarik dan disukai pembaca. Sementara itu, salah seorang peserta, Deki Kurniawan mengaku terharu mendengarkan penjelasan dari Redaktur dan Kabag Pracetak tersebut. Sebelumnya ia menduga pembuatan sebuah koran tidak serumit itu, setelah mendengar penjelasan itu menyadari bahwa membuat atau mencetak koran bukanlah yang mudah. \"Kami kira prosesnya cukup singkat, seperti hasil ketikan wartawan yang dicetak menggunakan printer. Rupanya tidak segampang itu, melainkan butuh proses yang panjang yang memakan banyak waktu,\" sampainya. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: