dr Lyla Novita Sari

dr Lyla Novita Sari

Ketulusan Dokter Teladan

\"aa\" \"IMG_0044\"BEKERJA dengan sungguh sungguh dan melayani tanpa pamrih, berbuah penghargaan yang diterima dokter Lyla Novita Sari. Ketulusan dalam mengabdi kepada masyarakat, Dokter teladan ini baru pulang dari istana negara mewakili Provinsi Bengkulu. Menjadi dokter teladan, tak pernah dibayangkan ibu tiga anak ini, sehingga bisa melenggang ke Istana Negara, bersama dokter berprestasi lainnya, sehingga mendapatkan pengalaman istimewa dengan makan bersana Presiden RI Susilo bambang Yudhoyono. Perempuan lahir, 14 November 1972 itu, bercita-cita menjadi dokter sejak kecil. Setelah lulus SMA, Lyla  tes kedokteran diberbagai universitas negeri dan swasta, tak berhasil masuk di Perguruan Tinggi Negeri. Namun  lulus di seluruh  universitas swasta. Kedua orang tuanya menganjurkan kuliah di Fakultas kedokteran di Universitas Muhammadiyah  Yogjakarta. Setelah berhasil mendapat gelat dokter, Lyla diangkat menjadi pegawai negeri sipil.  Putri dari  Ir Syaiful A. Yusuf dan Suhartra Rahayu ini dipinang rekan  se- profesi  yakni  Dr Wiratmo, hingga saat ini menjadi suaminya. usai menikah, Lyla dan suaminya mencari pengalaman kerja di  Jakarta, hingga memutuskan untuk bekerja  menjadi honor di klinik, Jakarta. \"Yang kerja saat itu hanya suami, karena saat itu saya tengah hamil, karena suami tidak  mengizinkan,\" katanya. Kehamilan anak pertamanya, Lyra Nanda Putri, dan kesibukan kerja suaminya membuat pasangan  ini  jarang bertemu, meski tinggal satu daerah,  justru seakan terpisah.  \"Saya saat itu tinggal di rumah bude dan papa bekerja,  saat itu hanya  kami hanya bisa bertemu satu kali dalam satu minggu padahal  sama-sama tinggal di Jakarta\". Kehamilannya yang terus membesar, membuat lyla dan suaminya kembali kerumah  mertuanya di Yogjakarta, menanti persalinan. Sambil menunggu daftar Pegawai Tidak Tetap (PTT), ia  bergabung di klinik yang ada di Yogjakarta. Setelah adanya pemanggilan PTT, pasangan suami istri ini  ke Bengkulu. Suaminya mengambil tugas di Bengkulu Utara dan  Lyla mengambil di Kota Bengkulu. Lyra ditugaskan  di Puskesmas Lingkar Timur, sempat dua tahun diperbantukan di Puskesmas Lingkar Barat. Karena saat itu tidak ada dokter. Pindah ke Puskesmas Jalan Gedang  dan pindah lagi ke Puskesmas Lingkar Barat. \"Jadi dokter PTT selama dua periode atau enam tahun,  detik-detik masa tugas PTT berakhir, Lyra kemudian  berpikir untuk mendapatkan  penghasilan tetap. Semua keluarga pasti berpikir sama,  harus mendapat penghasilan tetap, \" terangnya. Sempat berpikir untuk mendaftarkan diri  ke rumah sakit swasta, belum saja sempat melamar, keluarlah surat keputusan pengangkatan status menjadi PNS. Ia diangkat bersama ratusan honorer tahap pertama pada 2006.  Pada tahun 2009, ia ditugaskan di Puskesmas Anggut Atas, saat itu kondisinya sangat tidak refresentatif, pelan-pelan,  Lyra mengubah pandangan Puskesmas Anggut Atas dari tak refresentatif,  dengan  berbagai program yang dilakukan, hingga akhirnya Puskesmas Anggut Atas pada tahun 2011 mendapat bantuan  gedung, hingga saat ini Puskesmas ini menjadi pilot projek di Kota Bengkulu maupun di provinsi Bengkulu menjadi  puskesmas terbaik. Prestasi yang diperoleh dengan pembuatan Pos Bindu Penyakit Tidak Menular, dengan menyesuaikan jadwal  masyarakat, serta menjalankan berbagai program seperti  pelayanan kesehatan jiwa. Hingga ditetapkan sebagai Puskesmas wajib lapor untuk para pecandu NAPZA. \"Kalau masyarakat bisa  dilayani siang, petugas kesehatan harus datang siang begitu juga  jika masyarakat bisa ditemui saat malam hari ya petugas kesehatan harus datang malam harinya,\' jelasnya. Program  kesehatan gratis membuat  keuangan  Puskesmas terbatas,  dengan program dan terobosan yang dilakukan  Lyra, cukup membuat kas Puskesmas  mendapatkan tambahan penghasilan misalnya dengan   pembuatan Kartu Menuju Sehat (KMS), dan pembuatan   itu mendapat keuntungan Rp 1000-2000 yang dimasukkan dalam kas kader, serta sebagai dhana sharing puskesmas. Diakuinya mengsukeskan itu butuh waktu dan penuh lika-liku, ada yang setuju ada juga yang kontra, dengan sikap rendah diri dan selalu berpikir positif maka, ia mampu mengalahkan rasa ego yang sebagian karyawannya saat itu hingga akhirnya saat ini mampu bekerjasama dan  saling mengsukseskan program yang disusunya. \"Dengan kerja  jelas dan  kerja ikhlas, maka kinerja inipun dapat berjalan dengan baik, \" katanya. Dasar memanehem dan menjadi pimpinan harus  rendah hati,  dan menghargai bawahanya. Ia membagi  tugas  dengan tupoksi masing-masing karyawannya.  Begitu juga dengan tingkat disiplin berlaku sama. \"Apapun yang terjadi semua harus dilaporkan, begitu dengan tingkat disiplin jika saya terlmbat datang juga harus lapor. Semua itu harus ada kejelasan  \" katanya. Gebrakan  yang dilakukan dr Lyra  mendapat ganjaran, tahun 2011, ia mengikuti  dokter teladan tingkat kota. Ia, hanya mampu menduduki posisi ke dua, pun begitu Puskesmas yang di pimpinya dari puskesmas tak refresentatif  menjadi puskesmas percontohan, dan tahun ini ia mendapat juara I provinsi dan mewakili  Bengkulu ke tingkat nasional. Dari  pertemuan nasional itu,  banyak harapan yang akan diterapkan, menurutnya banyak hal  yang harus diperbaiki,  terlebih di lintas sektor karena selama ini antar kelurahan kecamatan dan Puskesmas kurang terjalin komunkasi yang aktif, terkadang pihak kelurahan kurang paham dengan data yang telah dilaporkan Puskesmas. Misalnya tingginya angka kematian bumil, lurah harus tahu jumlah dan penyebabnya. Berbeda dengan yang dilakukan di  Maluku, disana wali kota sangat mendukung bahkan mewarning pihak kelurahan jika   tidak memahami  penyebab anjloknya  kesehatan diwilayah kerjanya. \"Belum ada koordinasi yang bagus antara puskesmas dengan lintas sektoral, inilahyang harus diperbaiki  demi kesehatan masyarakat Bengkulu kedepanya, \" tuturnya. Selain sibuk sebagai dokter, putri asli Bengkulu ini juga aktif dalam organisasi. Ia ditugaskan menjadi  pengurus  klinik  medical centre Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Perempuan  yang memiliki prinsip nikmati hidup  dengan memperbanyak silahturahmi ini, selain banyak kenal orang, juga banyak pengalaman  maka hidup ini akan lebih berisi. Nilai-nilai positif inilah yang diterapkan  orang tuanya dahulu  dan saat ini diturunkan kembali terhadap ketiga putranya. \"Saya dididik  orang tua untuk tidka boleh iri dengki, terhadap  orang lain, apapun konflik yang terjadi  kita  harus mengalah dahulu untuk menjadi pemenang, \"ungkapnya. (endang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: