Pelemahan Rupiah Dinilai Terkait Pembiayaan Pemilu

Pelemahan Rupiah Dinilai Terkait Pembiayaan Pemilu

JAKARTA - Peneliti Indonesia for Global Justice (IGJ), Salamuddin Daeng, menilai pelemahan rupiah khususnya terhadap mata uang dollar Amerika masih akan berlanjut sepanjang tahun 2013 dan bahkan dapat menembus hingga Rp 15 ribu per dollar.

Indikasinya sangat sederhana. Di saat rupiah terus melemah, belum terlihat ada gerakan maupun kebijakan terobosan dari pejabat maupun politisi guna menyelamatkan rupiah. Bahkan ada yang menilai lemahnya rupiah saat ini masih dalam taraf normal.

\"Jadi sepertinya hal tersebut memang menjadi harapan besar mereka,\" ujar Salamuddin di Jakarta, Kamis (22/8).

Menurut Salamudin, rupiah melemah di antaranya dipicu banyaknya uang haram milik oknum politisi dan pejabat negeri yang disimpan dalam bentuk dollar Amerika.

Uang-uang tersebut diperoleh dari hasil korupsi, money laundry, prostitusi, drugs/narkoba, dan lain-lain.

\"Bayangkan dari sektor APBN saja, setidaknya sekitar 30-40 persen terindikasi disunat untuk kepentingan pribadi, keluarga oknum pejabat negara dan politisi parlemen. Belum lagi dari setoran para mafia dan sindikat. Uang-uang haram tersebut diakumulasi, ditumpuk, dilipatgandakan dalam mata uang asing khususnya dolar AS,\" ujarnya.

Menurut Salamudin, menjelang pemilu 2014 bisnis pelipatgandaan uang melalui pasar uang menjadi bisnis utama para politisi dan pejabat negeri ini. Mereka tidak peduli dengan tergerusnya devisa negara, tidak peduli ambruknya industri nasional yang terpaksa harus impor bahan baku dengan harga tinggi. Mereka juga tidak peduli dengan bangkrutnya industri, PHK, dan inflasi yang tinggi.

Salamudin menilai bagi oknum politisi dan pejabat negeri, ambruknya rupiah berarti berlipatgandanya nilai kekayaan. Apalagi jika rupiah menembus Rp 15.000/USDĀ  maka berarti kekayaan telah berlipat dua kali lipat sejak merosotnya rupiah.

Dengan demikian, kata dia, akan menambah sumber dana operasional partai, dana dalam menyogok rakyat pada pemilu menyuap demi jabatan pascapemilu 2014. (gir/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: