Berantas Mafia PPN
BENGKULU, BE - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) Pasar Percontohan Nasional (PPN) Panorama meminta kepada pemerintah kota agar memberantas mafia yang diduga ikut mengendalikan operasional pasar ini. \"Para mafia ini kalau masih tetap dibiarkan maka kekisruhan di pasar ini sulit dituntaskan. Bahkan meski diselesaikan dengan cara relokasi,\" kata salah seorang pedagang PPN, Hamzah (38), kemarin. Ditanya mengenai siapa-siapa orang yang ia tuding sebagai mafia, pria yang menjual pakaian jadi ini menerangkan, mereka adalah para oknum preman pasar yang bekerjasama dengan pegawai pemerintah dan aparat hukum. Menurut Hamzah, orang-orang ini lah yang biasanya menarik berbagai pungutan liar dari para pedagang dan memiliki banyak auning didalam PPN. \"Kami minta pemerintah kalau jadi melakukan relokasi harus disertai dengan penertiban mereka ini. Mereka lah yang sebenarnya sering membuat kami resah,\" bebernya. Senada disampaikan Zuharuyati (43), salah seorang penjual ayam potong di pasar ini mengatakan, ia sebenarnya sudah pernah beritikad untuk pindah ke dalam pasar. Hanya saja setiap kali ia menempati sebuah auning, ia selalu ditegur oleh oknum pengurus pasar bahwa auning yang ia tempati sudah dimiliki orang. \"Padahal tidak ada yang menempati. Waktu saya pindah ke auning sebelahnya, dijawab itu punya si A. Waktu saya pindah kesebelahnya lagi katanya juga punya si A. Jadi kalau kami mau direlokasi ke dalam, kami mau berjualan dimana?\" kata warga Singaran Pati ini. Walikota yang melakukan tinjauan langsung ke pasar ini menjanjikan, pemerintah akan mengatur dan menata ulang pasar yang memiliki lokasi lebih dari 2 hektare ini. Ia menginstruksikan kepada para aparaturnya yang bertugas di pasar tersebut untuk mendesign sedemikian rupa sehingga semua pedagang yang direlokasi ke dalam pasar mendapatkan tempat berjualan. \"Termasuk kami harapkan adanya warung tuak di pasar ini dapat dibersihkan. Tidak diperkenankan warung tuak ada di pasar ini,\" tegasnya. Helmi juga menegaskan kembali bahwa apa yang ia lakukan di pasar yang ditempati ribuan pedagang ini bukan lah penggusuran, melainkan relokasi dan penataan. Relokasi yang akan dilakukan pemerintah nanti semata-mata bertujuan untuk mensejahterakan dan memakmurkan pedagang. \"Karena dengan penataan yang kita lakukan saat ini akan berdampak pada cairnya dana tahap ketiga. Cairnya dana tahap ketiga akan berdampak kepada penataan pasar ini secara jauh lebih baik lagi. Penataan yang baik akan mendatangkan banyak pembeli dan kenyamanan berbelanja. Sehingga pasar ini akan menjadi pasar tradisional yang diserbu warga dan menjadi kebanggaan kita semua. Ini lah tujuan relokasi,\" sampainya. Helmi menampik bahwa pengerahan anggota TNI-Polri dalam relokasi yang akan dilakukan pemerintah kota dalam waktu dekat merupakan sikap yang berlebihan. Dijelaskannya bahwa pelibatan TNI-Polri dalam kegiatan ini adalah semata-mata untuk menegaskan kembali bahwa pemerintah bukan lah eksekutif semata. \"Kita ada legislatif dan yudikatif. Dengan adanya TNI-Polri yang bergabung bersama kita, maka biar masyarakat juga tahu bahwa pemerintah selalu kompak dan bergandeng tangan dalam upaya memajukan kesejahteraan umum. Bukan hanya dalam hal relokasi, tapi juga semua hal termasuk solat berjamaah. Ini penting agar masyarakat juga mengetahui bahwa mereka juga punya tentara dan polisi sebagai mitra mereka,\" urainya. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: