Dr Ridwan Nurazi SE MSc Akt

Dr Ridwan Nurazi SE MSc Akt

Rektor Unib Terpilih, Komitmen dan Fokus \"IMG_5743\"REKTOR Universitas Bengkulu (Unib) terpilih, Dr Ridwan Nurazi SE MSc Akt sudah mengawali karier di dunia pendidikan sejak masih mahasiswa di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia menjadi asisten dosen sampai tamat kuliah S1 1987. Mulai 1988, ia mengabdi di Unib sebagai dosen. Mulanya, saat itu dia ditawarkan oleh Rektor Unib saat itu, Prof Sukoco, menjadi dosen dengan janji akan difasilitasi melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Ridwan awalnya bimbang, karena belum ada keinginan pulang ke Bengkulu, karena saat itu ia yang lulusan Akutansi UGM itu bingung mecari pekerjaan di Bengkulu. Namun, karena tawaran beasiswa itu ia meyambut baik kesempatan menjadi dosen itu. \"Profesor Sukoco mengetahui, orang tua saya juga dosen alumni UGM. Sehingga ia tahu banyak tentang saya dan mengajak saya ke Bengkulu,\" kenang Ridwan. Setelah menerima tawaran yang diberikan Unib tersebut, kemudian putra asli Bengkulu yang numpang lahir di Yogyakarta ini kembali ke kampung halamannya. Ia mengikuti seleksi dosen, lantas lulus. Setelah mengabdi di selama 2 tahun, ia mengikluti seleksi kuliah ke luar negeri dan ia pun lulus. Tahun 1990 Ridwan berangkat ke Amerika Serikat, mengambil gelar master di Universitas of Illinois. Ia menyelesaikan studi masternya, 1993. Setelah mendapat gelar master dan kembali ke Unib, ia kemudian dipercaya menjadi Ketua Higher Education Development support Project dari 1993 sampai 1995. Dari 1995 sampai tahun 1996 ia  menjabat sebagai Direktur Pusat Jasa Ketenagakerjaan Unib. Kemudian 1996 ia dipercaya menjadi Sekretaris Proyek Manageman Unib. Setelah setahun menjadi sekretaris, 1997 ia menjadi Kepala Pimpinan Proyek Unib hingga 1999. Dan setelah menjadi pimpinan proyek pada tahun 1999 smpaai tahun 2001 ia menjabat sebagai Pembantu Rektor bidang Administrasi dan keuangan. Keinginannya untuk menuntu ilmi lagi masih mengalir deras didalam diri sosok Ridwan Nurazi sehingga ia pada tahun 2001 melepaskan jabatan PR II tersebut untuk melanjutkan kuliahnya untuk mendapat gelar Dokter di Southern Cross University di Australia. Pada saat itu hanaya butuh waktu dua tahun sosok ridwan Nurazi berhasil mendapat gelar Doktor dan kembali pada tahun 2003. sesampainya di Bengkulu, ia kemudian menjabat Sekretaris Program Magister Managemen sampai 2005. Kemudian, 2005 hingga 2008 ia menjabat Direktur Program Magister Managemen. Selanjutnya,  2018 ia terpilih menjadi Dekan Fakultas Ekonomi (FE) masa bahkti 2008-2012. Bahkan saat terpilih menjadi rektor kemarin, ia masih menjabat Dekan priode kedua, 2012-2016. Dalam menjalani kariernya tersebut banyak sekali sumbangsih yang ia berikan pada Unib, diantaranya ia merupakan salah satu perintis berdirinya program magister managemen dan D III Akutansi Bengkulu. Dalam menjalani pekerjaanya selama ini ini mengakui bahwa ia selalu komitmen dan fokus terhadap amanah yang diberikan kepadanya. Ia juga mengatakan, setiap mendapat tugas yang diberikan oleh atasan ia selalalu mengerjakan dengan ikhlas tanpa harus mengharapkan imblan dalam bentuk apapun. Karena ia yakin tanpa diharapkanpun kita akan mendapat balasan dari yang kita kerjakan tersebut. Dengan kerja ikhlas tersebut ia mengatakan kita akan mendapat penilaian sendiri  kemampuan dan kulaitas. Ia juga mengatakan tidak mungkin kita akan disuruh kalau tidak akan mendapat imbalan, ia mencotohkan ia tidak pernah terpikir akan menjadi Direktur Program Magister Manageman yang ia rintis, namun berkat kejra kerasnya membangun progra MM tersebut akhirnya ia ditunjuk menjadi direktur program MM sebelum menjadi Dekan Fakultas Ekonomi Unib. \"Dalam menjalani pekerjaan kita harus melakukan dengan semaksimal mungkin dan seprofesional mungkin, tanpa harus mengharapkan imbalan apapun. Setelah kita bekerja dan berusaha semaksimal mungkin, kita tinggal meyerahkan hasilnya kepada yang di atas, karena ia lebih tahu apa yang terbaik untuk kita,\" jelas bapak tiga orang anak ini. Selain itu dalam mejalani hidupnya sosok Ridwan Nurazi memegang prinsip seribu kawan kurang, namun 1 musuh berlebihan, ia juga mengatakan, tidak mungkin semua orang suka terhadap dirinya. Namun ia mengatakan jika ada  orang yang tidak suka maka ia kan membiarkan saja. Sejak ia menjadi dekan atau memimpin lembaga lainnya ia selalu menerima semua pendapat yang disampaikan oleh orang lain. Karena menurutnya seorang pemimpin harus bisa mendengarkan semua pendapat namun semua pendapat tersebut tidak semena-mena lamngsung ia realisasikan namun ia harus memikirkannya terlebih dahulu. \"Dalam menjadi pemimpin kita harus menerima pendapat dari semua orang, kita jangan pernah hanya terfokus pada satu orang saja. Dan apa yang disampaikan kawan-kawan tersebut tidak langsung kita terima melainkan harus dipikirkan terlebih dahulu,\" ujar suami dari Dra Purmini MSc ini. Memperkokoh Pondasi Unib \"aa\"DI BALIK kasus dugaan korupsi yang saat ini mendera Unib, Ridwan bertekad setelah dilantik menjadi Rektor nanti melakukan penguatan kelembagaan terlebih dahulu. Ia mengatakan, saat ini Unib memiliki organisasi tata kerja dan statuta yang baru sehingga banyak sekali hal baru dan yang belum ada harus dikuatkan, namun ia membutuhkan waktu yang lumayan lama yaitu antara 6 bulan hingga 1 tahun. dari penguatan kelambagaan tersebut salah satu yang akan ia lagkukan yaitu dengan sektor keuangan. Dalam pengelolaan sektor keuangan ini pengelolaan yang akan diterapkan adalah pengelolaan yang aman dan pleksibel sehingga tidak kaku, ia mengatakan peraturan yang mengatur tentang keuangan tersebut memang sudah ada sejak dulu namun mungkin perlu perbaika saja. Setelah managemennya baik, maka maka langkah selanjutnya yang akan ia lakukan untuk memajukan Unib yaitu dengan memajukan Fakultas dan Program studi yang ada di Unib, karena menurutnya Unib tidak akan maju jika Fakultas dan Prodinya sendiri tidak akan maju. \"Jika pondasi suatu banguan sudah kuat maka kita tinggakl membangun yang lainnya, namun jika pondasi saja belum kuat bagai mana kita akan membangun, dan pondasi yang kuat untuk Unib adalah manajemen yang baik,\" terangnya.Dalam memimpin Unib nanti ia akan menerapkan sistem kepemimpinan yang kolegial, yaitu dalam memimpin Unib nanti ia selalu kan melibatkan semua jenjang. Mulai dari melakukan rapat atau pertemuan dengan jangka waktu tertentu. Rapat tersebut digunakan untuk mengetahui permasalahan yang ada dan dicarikan solusinya secara bersama-sama. Baik dari tinggkat atas hingga bawah. \"Nantinya tidak akan ada yang kita tutup-tutupi, dan semua permasalahan akan bisa kita pecahkan secara bersama-sama,\" jelasnya. (Ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: