Beredar Produk Kimia Farma Palsu

Beredar Produk Kimia Farma Palsu

\"DENDIBENGKULU, BE - Obatan-obatan yang mengatasnamakan produk Apotek Kimia Farma yang beralamat di Jalan Soeprapto Bengkulu, beredar.  Sejauh ini obat yang berbentuk tablet dan sirup untuk anak-anak tersebut sudah beredar  dalam Kota Bengkulu, salah satunya di Perumahan Griya Asri, Betungan. Dan pelaku pun berhasil mempengaruhi beberapa korbannya sehingga mengalami kerugian jutaan rupiah. Modus yang digunakan pelaku tidak hanya menjual obat, melainkan menipu calon korbannya dengan menjanjikan akan memberikan 3 unit etalase tempat penyimpananan obat dan memberikan imbalan berupa uang sebesar Rp 1,5 juta, bila bersedia mengikat kontrak selama 6 bulan. Targetnya adalah warga yang memiiki warung atau counter isi pulsa handphone. Salah seorang korbannya, Eka Rahma Ikhwanti (31) warga Perumahan Griya Asri RT 11 blok II nomor 92 mengatakan, pelaku berjumlah 3 orang dengan menggunakan mobil Avanza berwarna hitam pada Sabtu (27/7) kemarin. \"Awalnya pelaku menawarkan membuka apotek mini dengan modal Rp 1,5 juta, setelah dikorting sehingga saya diminta membayar Rp 1.360 ribu,\" aku Eka. Selain itu, pelaku juga berjanji akan memberi 3 unit etalase untuk tempat penyimpanan obat-obat tersebut serta uang tunai sebesar Rp 1,5 juta sebagai hadiah dari Apotek Kimia Farma. Pelaku yang tidak meninggalkan identitas itu berjanji akan memberikan 3 unit etalase dan uang Rp 1,5 juta itu kepada korban Senin (29/7) kemarin, namun setelah ditunggu-tunggu pelaku pun tak kunjung datang. \"Awalnya saya sempat curiga, karena Kimia Farma itu tidak pernah mengiming-imingkan hadiah seperti itu.  Dan kecurigaan saya terjawab setelah nomor yang tertera di kwitansi pembayaran tidak bisa dihubungi,\" ungkapnya. Belakangan diketahui, ternyata di Perumahan Giya Asri tersebut bukan hanya Eka yang menjadi korbannya, melainkan juga ada 2 orang warga lainnya. Seperti Iqbal seorang pemilik warung manisan dan Meidi pemilik salon kecantikan.  \"Pak Iqbal mengalami kerugian Rp 500 ribu, sedangkan Meidi Rp 1,8 juta,\" bebernya. Terpisah, Iqbal kepada BE mengatakan, ia sempat menghubungi nomor pelaku dan mengejar mobilnya. Hanya saja pelaku langsung melarikan diri.  \"Awalnya nomor yang diberikan itu aktif, setelah saya mau bertemu dan ingin mengembalikan obat-obat ini, nomornya tidak bisa dihubungi lagi, bahkan saya sempat mencari mobilnya di kompleks ini, tapi tidak ketemu,\" akunya. Sejauh ini obat yang dibeli tersebut tidak berani mereka jual, karena tidak ada keterangan izin Depkes atau terdaftar di BPOM pada  kotak obat-obat tersebut.   \"Siapa yang berani jual obat palsu seperti ini, nanti pasien keracunanan siapa yang bertanggungjawab,\" imbuhnya. Sejauh ini beberapa korban tersebut telah berencanakan ingin melaporkan kasus penipuan ke Polda Bengkulu. Hanya saja masih menunggu waktu yang tepat. Dikonfirmasi, Asisten Apoteker Kimia Farma Soeprapto, Santi Widyastuti saat dihubungi BE kemarin, membantah pihaknya turun dari rumah ke rumah menjual obat.  \"Kami tidak pernah menjual obat door to door seperti itu. Selain itu obat-obatan kami jelas memiliki merek Kimia Farma dan terdaftar di BPOM,\" jelasnya. Ia mengaku sudah banyak korban yang datang ke Apotek Kimia Farma meminta etalase dan sejumlah uang yang dijanjikan pelaku. Namun hal tersebut ditolak pihaknya karena tidak pernah memiliki program seperti itu.  \"Jangan percaya, itu sama sekali bukan program kami,\" pungkasnya.(400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: