Sekolah Dipaksa Fotokopi

Sekolah Dipaksa Fotokopi

Jatah Buku Kurikulum 2013 Kurang BENGKULU, BE - Distribusi buku paket kurikulum baru 2013 boleh saja rampung dilakukan ke 85 sekolah di Provinsi Bengkulu. Namun jumlah buku yang dibutuhkan untuk 19.039 siswa dan guru di 10 kabupaten/kota di Bengkulu dipastikan kurang. Kondisi ini membuat sekolah dipaksa mencari alternatif sendiri dengan memfotokopi buku paket itu agar implementasi kurikulum dapat berjalan. Seperti yang terjadi di SMPN 1 Kota Bengkulu yang harus menggandakan sendiriĀ  3 eksemplar buku paket. Yaitu 2 eksemplar mata pelajaran seni budaya dan 1 eksemplar buku olahraga. Diakui Kepala SMPN 1, Idiarman SPd MM, memperbanyak buku paket ini dilakukan agar tak terjadi kecemburuan diantara siswanya. Karena kekurangan buku ini sangat sedikit dibandingkan kebutuhan. \"Buku ini buku yang dipinjamkan kepada siswa selama 1 semester. Sembari menunggu penambahan buku yang kurang lebih baik kita fotocopikan,\" jelasnya. Disekolah favorit ini, buku yang diterima sebanyak 2.246 eks yang terdiri dari 10 mata pelajaran. Yaitu PPKN, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, Seni Budaya, Penjas Orkes, Prakarya dan Agama Islam. Khusus untuk buku agama, yang baru diterimanya hanyalah buku agama Islam. Sedangkan ada beberapa siswa di sekolah ini beragama lain. \"Kita sudah koordinasikan kekurangan ini dengan percetakkan, Dispendik dan LPMP. Khusus untuk siswa beragama non muslim. Sembari menunggu bukunya tiba, selama jam belajar kita akan berkoordinasi dengan Kemenag,\" terangnya. Berbeda yang terjadi di SMAN 1 Kota Bengkulu. Sekolah yang terletak di kawasan Lempuing ini hanya menerima buku paket sebanyak 870 eks terdiri dari 290 eks buku Matematika, 290 eks buku Bahasa Indonesia dan 290 eks buku sejarah. Sedangkan kebutuhan buku permata pelajarannya sebanyak 330 eks. Dari jumlah tersebut sudah termasuk buku untuk pegangan guru dan siswa. \"Diperkirakan kami kekurangan buku sebanyak 120 eks lagi untuk 2 kelas ditambah guru. Kekurangan ini sudah kami koordinasikan dengan Pak Thamrin Kasman (Sekretaris Dirjen Dikdas Kemendikbud) yang kemarin (16/7) meninjau ke sekolah ini,\" ungkap Kepala SMAN 1, Pauri MTpd melalui Kepala perpustakaan, Dra. H Susi Rahayu Mpd. Hasil dari rembuk antara guru dan kepala sekolah, maka diputuskan untuk memperbanyak buku paket tersebut dengan cara difotokopi. Mengingat kegiatan belajar mengajar akan sangat tidak efisien apabila 1 buku digunakan 1-3 orang siswanya. \"Fotokopi buku ini menggunakan dana sekolah dan tidak memberatkan siswa. Karena buku ini dibagikan gratis oleh pemerintah,\" terangnya. Terkait hal tersebut, Kepala Badan Kurikulum Dispendik Provinsi Bengkulu, Drs Budiyanta mengatakan kekurangan pendistribusian buku sudah diprediksikan pihaknya. Karena pengiriman buku tersebut berdasarkan daya tampung sekolah ditahun 2012 lalu. Akibatnya, ada sekolah yang kekurangan buku bahkan ada juga yang kelebihan buku. \"Kalau di SMAN 1 kekurangan buku sedangkan di SMAN 5 kelebihan buku,\" ucapnya. Untuk itu, pihaknya sudah menginformasikan untuk menyimpan buku yang berlebih sedangkan sekolah yang kekurangan diminta untuk menyerahkan data secara resmi. Data tersebut kemudian dikirimkan melalui Dispendik Kabupaten/Kota, ditembuskan ke Dispendik Provinsi, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, RI. Di sisi lain, pihaknya menyambut baik keinginan sekolah untuk menggandakan sendiri buku paket itu dengan cara difotokopi. Hanya saja dia menekankan agar penggandaan itu tidak menjadi alasan sekolah untuk menarik pungutan kepada siswa. Karena sesuai dengan instruksi Mendikbud, buku ini dibagikan secara gratis. Apabila terjadi kekurangan maka Kemendikbud akan mengirimkan kekurangan tersebut dalam waktu dekat. \"Intinya tidak ingin memberatkan sekolah dan siswa. Bagi yang kurang silahkan menyerahkan laporannya agar segera kita proses usulan penambahan,\" tegasnya. Tak Libatkan Dinas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lagi-lagi mengulangi kesalahan persiapan Ujian Nasional dalam persiapan implementasi kurikulum 2013. Pasalnya pendistribusian buku ke sekolah sasaran terlambat, bahkan ada sekolah yang kekurangan jumlah buku. Kondisi ini juga diakui oleh Inspektur Jenderal Kemdikbud, Haryono Umar yang sudah melihat permasalahan dalam distribusi buku sejak tanggal 10 Juli 2013. Mestinya, buku harus sampai ke sekolah sasaran sebelum tanggal 15 Juli saat kurikulum dijalankan. \"Memang waktu tempo hari dilaporkan per tanggal 10 juli itu belum semuanya selesai, ada yang sudah dikirim ada yang belum,\" kata Haryono saat dihubungi, Selasa (16/7) petang. Kondisi ini, menurut mantan pimpinan KPK itu, disebabkan oleh penyaluran buku yang tidak melibatkan dinas pendidikan setempat. Menurutnya buku-buku itu langsung dikirim percetakan ke sekolah, sehingga pemda dan dinas banyak yang tidak mendapat informasi dan tidak bisa dikontrol. \"Di beberapa tempat memang belum, ada yang masih kurang. Hampir di semua tempat (sekolah sasaran). Maksudnya yang kurang itu karena masih dalam pengiriman. Memang harusnya sebelum tanggal 15 Juli sudah sampai, tapi kenyataannya ada kendala,\" tegasnya.(128)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: