Eks Ketua MUI Provinsi Ikut Pengajian Mulyadi

Eks Ketua MUI Provinsi Ikut Pengajian Mulyadi

BENGKULU, BE - Pimpinan kelompok pengajian tasawuf, Mulyadi tetap tidak terima aktivitas kelompoknya dituduh MUI Kota Bengkulu sesat. Dosen Bahasa Inggris FKIP Unib ini menyebut mantan Ketua MUI Provinsi Bengkulu Dr Budi Kusworo yang kini menjabat Ketua STAIN Curup justru ikut komunitas tersebut. \"Beliau (Budi Kusworo) adalah salah satu anggota kami. Beliau adalah mantan Ketua MUI Provinsi. Beliau pun tahu mengenai kajian keagamaan dan ikut serta dalam pengajian kami. Ini kan aneh. Masak mantan Ketua MUI Provinsi bisa mengikuti kelompok pengajian kami sementara Ketua MUI Kota mengatakan apa yang kami lakukan merupakan aliran sesat,\" katanya saat dihubungi, kemarin. Ia juga menyesalkan sikap yang dilakukan MUI Kota tersebut tanpa terlebih dahulu melakukan kajian yang cermat, teliti dan mendalam atas kelompok pengajian yang ia selenggarakan. Ia pun juga menolak labelisasi atas kelompok pengajiannya dengan sebutan Laduna Hilma dan \'Cahaya Muhammad\'. \"Siapa yang menamakan kami dengan sebutan-sebutan itu? Kami tidak pernah menamakan kelompok pengajian kami dengan sebutan-sebutan itu. Dan kepada MUI Kota kami harap dapat terlebih dahulu mengkaji apa yang kami lakukan dengan kepala dingin, dengan hati yang sejuk dan sikap yang objektif sebelum mengeluarkan pernyataan resmi. Kami khawatir pernyataan MUI Kota itu didasarkan dengan tingginya ketegangan yang muncul. Dalam kondisi seperti itu, penilaian mereka bisa jadi penuh distorsi. Masak belum dikaji tahu-tahu sudah menuduh sesat,\" ujarnya. Pun demikian, ia sendiri tetap akan mengikuti ketetapan untuk menghentikan aktivitas kelompok pengajian tersebut. Namun ia tetap mendesak kepada aparat keamanan untuk menyelidiki tindakan anarkis yang dilakukan oleh sekolompok orang yang tak dikenal, beberapa waktu yang lalu. \"Setelah ini, kami menyerahkan sepenuhnya kepada orang-orang yang mengikuti pengajian kami untuk menjalankan syari\'at Islam dengan cara-cara yang mereka yakini benar. Tapi kami meminta kepada aparat tetap menindak orang-orang yang menyerang kami. Bagaimana itu hukumnya, masak orang baca bismillah dilempari. Kami yakin aparat mampu menangkap mereka. Teroris aja mampu aparat tangkap, apalagi cuma beberapa ekor berandalan yang menyerang kami,\" tandasnya. Ia juga menampik tuduhan bahwa orang-orang yang ia didik merupakan para preman. Malahan dia berusaha menjelaskan bahwa orang-orang yang ia didik tersebut dahulunya adalah orang-orang yang tadinya jahat namun ingin menyatakan tekad untuk menjadi baik dengan didikannya. \"Kami menyuruh mereka berhenti untuk berbuat jahat. Kami kasih mereka pengertian untuk meninggalkan semua yang dilarang Allah SWT. Kalaupun mereka dahulu preman, kami bantu, kami tertibkan. Inikan langkah yang bijak. Apakah salah yang seperti ini?\" tanyanya dengan penuh keheranan. Sementara itu, Walikota Bengkulu H Helmi Hasan SE angkat bicara mengenai adanya sekelompok orang yang melakukan penyerangan terhadap kelompok ngobrol malam atau Laduna Hilma di komplek SMPN 17 Jalan Dua Jalur Pos Giro RT 17 RW 2 Kelurahan Pematang Gubernur Kecamatan Muara Bangkahulu, Senin (20/5) malam. Menurut walikota, tidak seharusnya pendekatan yang dilakukan untuk menertibkan kelompok yang diduga merupakan aliran sesat tersebut dengan cara-cara kekerasan. \"Langkah yang tepat menurut kami adalah dengan cara-cara persuasif. Kalau dengan kekerasan itu bukan langkah yang bijak,\" katanya. Walikota termuda yang dikenal relegius ini juga mengatakan, tidak seharusnya warga masyarakat mengambil tindakan sendiri ketika mendapatkan informasi atau mendengar adanya warga yang menyebarkan aliran yang menurut mereka menyimpang. \"Seharusnya mereka menyampaikan hal itu terlebih dahulu kepada pemerintah. Pemerintah disini maksud kami bukan walikota semata. Namun juga Kapolres, MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan lain-lain. Berikan tugas untuk melakukan tindakan itu kepada pemerintah. Karena kita ini negara hukum, dan sebaik-baiknya penyelesaian adalah dengan mengedepankan objektifitas. Kalau mereka memang tidak sesuai dengan tuntutan Al-Qur\'an dan Assunah, beri mereka kesempatan untuk kembali kepada ajaran yang sebenar-benarnya. Buka forum dialog seluas-luasnya,\" jelasnya. Disamping itu, walikota juga mengimbau agar warga kota dapat menjalankan ajarannya sesuai dengan tuntunan dan ketetapan yang sah serta yang berlaku dalam ajaran kepercayaan masing-masing. Bilamana Islam, kata walikota, maka tuntutan yang benar adalah Al-Qur\'an dan Assunah serta para ulama. \"Kalau kita dapat menjaga perasaan umat dengan menjalankan apa yang menjadi keyakinan kita sesuai dengan ajaran yang benar dan tepat, maka kami kira tidak akan ada persoalan. Makanya kami kedepan kami berharap setiap ada persoalan terkait dengan hal ini, mari kita duduk bersama untuk membahasnya dan mencari jalan keluar dari persoalan itu dengan sebaik-baiknya, sebijak-bijaknya\" pungkas walikota. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: