Walikota Perlu Terobosan
BENGKULU, BE - Munculnya gejolak yang terjadi di sektor parkir dan pasar karena desakan Pemda Kota untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah), dinilai sejumlah kalangan sebagai sesuatu yang patut disayangkan. \"Kalau hanya mengandalkan parkir dan pasar sebagai pemasukan utama kas daerah untuk menghimpun PAD, itu sama halnya Pemda Kota tidak memiliki kreatifitas.
Karena jumlah riil PAD yang dihasilkan dari dua sektor tersebut sebenarnya tidak seberapa. Paling hanya sampai Rp 10 miliar. Kalau dananya dipakai untuk pembangunan, tidak akan banyak yang bisa dibangun. Untuk itu, sebenarnya walikota membutuhkan terobosan,\" kata anggota DPRD Kota, Sofyan Hardi, kemarin.
Daripada mengandalkan sektor parkir dan pasar lanjutnya, walikota seharusnya mulai memenuhi janjinya untuk menggalang dana dari pusat. Apalagi kata dia, walikota dikenal sebagai sosok yang memiliki koneksi dan hubungan dekat dengan para pemangku kebijakan di tingkat pusat. \"Itu kan janji yang beliau sampaikan saat Pilwakot kemarin. Kalau dana APBD kita ditopang dengan dana-dana yang bersumber dari pusat, mungkin kita bisa meniru pembangunan di zaman Chalik. Banyak pembangunan yang sekarang dinikmati masyarakat berasal dari zaman Walikota Chalik,\" tukasnya.
Dijelaskannya, beberapa sektor pembangunan yang bisa dilakukan Pemda Kota dengan mengundang pihak ketiga yang berasal dari pusat diantaranya adalah pengelolaan objek-objek wisata seperti Pantai Panjang, Tapak Paderi dan Danau Dendam. \"Gagasan untuk menjadikan Kota Bengkulu sebagai pusat tujuan utama wisata itu sebenarnya ide bagus. Bali dan Jogya adalah dua contoh kota yang sumbangan PAD-nya sangat besar dari sektor pariwisata ini. Tapi sejak dahulu ini hanya menjadi wacana,\" tandasnya.
Sementara itu, Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Bengkulu, Muamar SH menyatakan, walikota selayaknya memang tidak hanya mengandalkan parkir dan pasar sebagai dua sektor utama dalam menggalang PAD. Walikota diminta untuk menciptakan industri lokal yang menghasilkan produk-produk berdaya saing tinggi di tingkat nasional.
\"Komoditi kita kan sebenarnya banyak yang bisa diandalkan di tingkat nasional. Batik Basurek itu hanya salah satu contoh. Tapi keberpihakan Pemda Kota dalam menjaga dan mengembangkan industri ini hampir dikatakan tidak ada,\" ujar Muamar.
Muamar juga menyarankan agar Pemda Kota mempunyai perencananaan yang matang untuk menentukan kebijakan-kebijakannya dalam mengolah potensi PAD agar bisa digunakan pada sektor-sektor produktif. Hal ini ia nilai penting, karena tanpa perencanaan, keseriusan walikota untuk membawa perubahan bagi Kota Bengkulu patut dipertanyakan kembali.
\"Kesalahan yang ada dari pemerintah sebelum-sebelumnya kan karena dalam melakukan segala sesuatu tidak ada perencanaan yang matang. Kalau misalnya kita ingin mengelola Pantai Panjang sebagai primadona pariwisata di Sumatera, apa rencana pemerintah untuk melakukan hal itu? Tunjukkan kepada masyarakat agar masyarakat juga bisa ikut membantu dalam merealisasikannya. Kalau hanya sekadar basa-basi janji politik, itu artinya pemerintah ini tidak punya wibawa,\" pungkasnya. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: