HONDA BANNER

Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Triwulan II Diproyeksi Capai 5 Persen, Didukung Gaji ke-13 dan Iduladha

Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Triwulan II Diproyeksi Capai 5 Persen, Didukung Gaji ke-13 dan Iduladha

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yunawa Hidayat-foto: tri yulianti-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada triwulan II 2025 mencapai angka 5,00 persen.

 Proyeksi ini didorong oleh sejumlah faktor strategis, termasuk pembayaran gaji ke-13 bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan momentum Hari Raya Idul Adha yang diperkirakan mampu menjaga daya beli masyarakat.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, menyampaikan bahwa meskipun pertumbuhan diperkirakan tetap positif, lajunya akan sedikit melandai dibanding triwulan sebelumnya. 

Hal ini disebabkan oleh efek normalisasi konsumsi masyarakat pasca Ramadan dan Idulfitri.

"Triwulan II tetap tumbuh positif, namun sedikit melandai karena konsumsi masyarakat yang mulai kembali normal setelah periode belanja besar di hari besar keagamaan," ujar Wahyu.

BACA JUGA:Apt Destita Dukung Pelatihan Manajemen Organisasi untuk PPK Bengkulu: Bentuk Pemimpin Muda yang Adaptif

BACA JUGA:Senator Destita Minta Kementerian Kebudayaan Beri Perhatian Bagi Seniman Bengkulu

Meski demikian, Wahyu optimistis bahwa dukungan dari stimulus fiskal seperti pembayaran gaji ke-13 dan belanja konsumtif selama Idul Adha akan menjadi penopang utama konsumsi rumah tangga, yang merupakan komponen terbesar dalam pertumbuhan ekonomi daerah.

Pada triwulan I 2025, pertumbuhan ekonomi Bengkulu tercatat di angka 4,84 persen, naik dari triwulan IV tahun 2024 yang sebesar 4,55 persen.

 Angka ini menunjukkan tren peningkatan yang berkelanjutan di tengah tantangan global dan domestik.

Namun, Wahyu juga mengungkapkan bahwa kinerja ekspor Provinsi Bengkulu sempat mengalami tekanan pada triwulan II akibat pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai. 

Kondisi ini menghambat volume ekspor komoditas utama seperti batubara dan karet, yang berimbas pada perlambatan sektor usaha terkait.

“Pendangkalan alur pelabuhan menyebabkan turunnya volume ekspor, khususnya batubara dan karet, sehingga berdampak pada sektor lapangan usaha yang terhubung,” jelas Wahyu.

Meski demikian, perbaikan alur pelabuhan yang tengah dilakukan diharapkan mampu mengembalikan performa ekspor pada semester berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: