Agar Tak Menyesal Sebelum Terlambat, Ustaz Khalid Basalamah Jelaskan Urgensi Waktu Manusia di Dunia

Ustaz Khalid Basalamah Jelaskan Urgensi Waktu Manusia di Dunia Agar Tak Menyesal Sebelum Terlambat-(foto: kolase/bengkuluekspress.disway.id)-
Sayangnya, anggapan seperti ini kerap membuat kemaksiatan dianggap sebagai bagian normal dari masa muda.
Bahkan, kadang dianggap aneh jika ada pemuda yang tidak mengenal rokok, minuman keras, atau pergaulan bebas, atau jika ada anak muda yang justru memilih hadir di majelis ilmu atau hidup dalam ketaatan.
Padahal, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa:
"Allah sangat kagum kepada pemuda yang tidak menuruti hawa nafsunya,".
Di usia muda inilah seharusnya seseorang mampu mengisi waktunya dengan ketaatan kepada Allah, karena hal itu adalah amal yang sangat mulia.
Beberapa sahabat Nabi juga tumbuh dalam ketakwaan sejak usia muda, seperti Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Usamah bin Zaid, dan lainnya.
Amir bin Abdul Qais pernah menasihati temannya, "Jika kamu bisa memanfaatkan waktumu untuk beribadah kepada Allah, maka lakukanlah. Seperti peribahasa: tahan matahari kalau kamu mampu,".
Maksudnya, waktu akan terus berjalan seperti matahari yang terbit dan terbenam. Jika tidak dimanfaatkan, maka waktu itu akan hilang begitu saja.
Abul Walid Al-Baji juga mengungkapkan, "Jika aku yakin bahwa hidupku di dunia hanya seperti satu jam dibandingkan akhirat, maka mengapa aku harus menyia-nyiakan waktu untuk hal yang tidak berguna? Lebih baik kujadikan setiap detiknya untuk keimanan dan ketaatan,".
BACA JUGA:Apakah Mimpi Basah di Siang Hari Membatalkan Puasa, Ini Kata Buya Yahya dan Ustaz Khalid Basalamah
BACA JUGA:Bolehkah Membatalkan Sholat Karena Dipanggil Orang Tua, Ini Kata Ustaz Khalid Basalamah
Ketiga, waktu yang sudah berlalu tidak akan pernah kembali. Abu Bakar Ash-Shiddiq menyampaikan bahwa "Allah memiliki hak atas waktu siang yang tidak bisa digantikan di malam hari, dan hak atas malam yang tidak bisa digantikan di siang hari,".
Hasan Al-Bashri juga mengatakan bahwa para sahabat dahulu sangat menjaga waktu lebih daripada menjaga harta mereka, seperti dirham dan dinar. Ini menunjukkan betapa berharganya waktu di mata para sahabat, yang mereka isi dengan amal dan ibadah.
Keempat, manusia tidak pernah tahu kapan waktunya akan habis. Para ulama menyebutkan bahwa semua manusia sedang berjalan menuju kuburnya masing-masing, hanya menunggu giliran untuk sampai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: