Dokter dan Perawat Mogok, Layanan RSUD M Yunus Lumpuh
BENGKULU, BE - Ratusan perawat dan dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Bengkulu, mogok kerja untuk melakukan aksi demontrasi. Akibatnya, ribuan pasien terlantar, tidak mendapatkan pelayanan segera.
Aksi dimulai seusai apel pagi. Para pelayan kesehatan ini berkumpul sambil membentangkan spanduk tuntutan dan berorasi. Mereka mendesak Wakil DirekturBidang Pelayanan dan Keuangan dicopot dari jabatannya karena dianggap sering melakukan intimidasi dan dugaan penyelewengan anggaran. Dalam spanduk yang ia bawa ada 7 tuntutan kepada manajemen Rumah Sakit dan Plt Gubernur H Junaidi Hamsyah. Tuntutan itu antara lain; Turunkan Wakil Direktur Pelayanan medis dan Keuangan, bubarkan tim pola jasa-transportasi jasa, rombak struktur keuangan RSUD M Yunus, realisasikan SIMRS secepatnya, tingkatkan kesejahteraan karyawan, lengkapi fasilitas rumah sakit, dan tidak ada intimidasi terhadap karyawan dan dokter.
Dalam demontrasi tersebut, ratusan perawat dan dokter berkumpul di lapangan rumah sakit dengan membawa spanduk yang berisi 7 tuntutan tersebut. Sedangkan, ribuan pasien baik rawat jalan dan rawat inap terpaksa menunggu pelayanan hingga dokter dan perawat demo. Demo tersebut akhirnya diketahui oleh Plt Gubernur H Junaidi Hamsyah. Ia langsung menuju ke rumah sakit untuk menemui pendemo tersebut. Saat menemui ratusan dokter dan perawat, Plt Gubernur meminta sekitar 5 orang perwakilan menemuinya secara tertutup, untuk menyampaikan aspirasi tersebut. Sedangkan dokter dan perawat lainnya meski diminta untuk membubarkan diri dan melayani kembali pasien, tetapi justru tetap berkumpul di lapangan hingga menunggu perwakilan mereka menemui Plt Gubernur H Junaidi Hamsyah di aula rapat RSUD M Yunus. Sementara, tempat-tempat pelayanan hanya di jaga oleh mahasiswa yang masih magang. Seperti di depan poli klinik dan pemeriksaan jantung, akibat macetnya pelayanan hingga 3,5 jam itu menyebabkan penumpukan pasien. Begitu juga di IGD dan lainya, akibat dari demo tersebut, pasien juga mengajukan protes kepada direktur rumah sakit dr Yusdi Zahrias.
Yusdi sempat tersulut emosi, sebab saat perawat yang berkumpul di lapangan diarahkan untuk kembali bekerja, ternyata perintah direktur umum tersebut diabaikan. Malahan hanya berpindah tempat. \"Masuk buk-masuk buk,\" tapi diabaikan.
\"Kurang ajar kalian. Jangan abaikan pasien kami,\" ucapnya emosi. Justru, ratusan perawat itu menyorakinya sambil berteriak \"Huu huu\". Dokter dan perawat tersebut tetap bertahan di lapangan menunggu hasil negosiasi antara perwakilan mereka dengan Plt Gubernur H Junaidi Hamsyah dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Hendarini. Para perawat juga meminta agar tunjangan untuk mereka tidak disunat alias digelapkan. Pengunjuk rasa berharap aparat penegak hukum menuntaskan sejumlah skandal keuangan yang melibatkan petinggi rumah sakit ini tidak berjalan di tempat.
\"Kami telah menyampaikan keluhan perawat dan dokter kepada Plt Gubernur. Kami akan memberikan batas waktu hingga satu bulan. Apabila tuntutan tidak dipenuhi dan honor lembur tidak dibayarkan, maka tidak ada lagi (dokter dan perawat) yang akan piket (jaga malam) lagi,\" kata Lahidir, salah seorang perwakilan perawat dan dokter.
Direktut RSUD M Yunus dr Yusdi Yahrias Tazar mengatakan bahwa ia saat ini sedang melakukan pembenahan rumah sakit. Tetapi, untuk melakukan pembenahan itu, tidak semua kewenangan ada pada dirinya. Melainkan, sebagian kewenangan terdapat pada Plt Gubernur. \"Kalau saya memang ingin melakukan pembenahan. Tapi, ada yang bisa saya lakukan, ada yang tidak, berdasarkan kewenangan,\" katanya. Ia mengatakan pasca demo tersebut, aktifitas pelayanan kembali normal kembali. \"Alhamudillah, sudah normal lagi,\" paparnya.
7 Tuntutan Dokter dan Perawat 1. Turunkan Wakil Direktur Pelayanan medis dan Keuangan 2. Bubarkan tim pola jasa-trasportasi jasa 3. Rombak struktur keuangan RSUD M Yunus 4. Realisasikan SIMRS secepatnya 5. Tingkatkan kesejahteraan karyawan 6. Lengkapi fasilitas rumah sakit 7. Tidak ada intimidasi terhadap karyawan dan dokter .(100/111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: