Lagi Tren! Inilah Arti Over Claim Skincare dan Dampak yang Bisa Dirasakan

BENGKULUEKSPRESS.COM - Baru-baru ini, istilah "over claim" menjadi perbincangan hangat di dunia perawatan kulit.

Istilah ini mencuat setelah seorang dokter kecantikan yang menamai dirinya Dokter Detektif mengkritik produk skincare yang melakukan over claim di platform media sosial TikTok.

Dalam video ulasan yang diunggah di akun TikTok @dokterdetektif, ia menyertakan hasil uji lab dari SIG Laboratory untuk mendukung klaimnya. Tak jarang, aksinya tersebut mengakibatkan dirinya diblokir oleh beberapa pemilik merek skincare yang terkena kritik.

Sejak video-video ulasan Dokter Detektif menjadi viral, banyak pengguna skincare mulai lebih waspada terhadap produk yang mereka gunakan dan berupaya memastikan bahwa produk tersebut sesuai dengan klaim yang dinyatakan.

BACA JUGA:Lakukan 6 Cara Ini Untuk Merawat Gigi Palsu Agar Tetap Bersih dan Terhindar dari Bakteri

BACA JUGA:Tampil Glowing! Metode Perawatan Wajah Kusam agar Muka Lebih Cerah

Apa Itu Over Claim Skincare?

Produk skincare saat ini merupakan primadona dalam industri kecantikan, dengan berbagai macam produk baru yang bermunculan dan meningkatkan persaingan di pasar.

Di tengah persaingan yang ketat, banyak produsen skincare berupaya meningkatkan penjualan mereka. Strategi yang mereka lakukan beragam, mulai dari promosi, menggandeng influencer, hingga mengadakan acara peluncuran produk.

Sayangnya, beberapa produsen tidak segan-segan melakukan over claim untuk menarik perhatian konsumen.

Over claim berasal dari istilah dalam bahasa Inggris yang berarti "klaim berlebihan". Dalam konteks Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "klaim" didefinisikan sebagai pernyataan suatu fakta atau kebenaran.

BACA JUGA:Ini 5 Manfaat dan Cara Penggunaan VCO Untuk Kulit Kering

BACA JUGA:Tampil Glowing! Metode Perawatan Wajah Kusam agar Muka Lebih Cerah

Dalam dunia skincare, istilah ini merujuk pada produk yang melebih-lebihkan klaim mengenai fungsi atau keunggulan yang ditawarkan. Hal ini biasanya berkaitan dengan ketidakcocokan antara persentase kandungan bahan dengan klaim yang tertera pada kemasan.

Sumber: