Meminimalisir Konflik dan Menjaga Keharmonisan Antar Budaya
Christien Aileen Purba (Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu)-(ist)-
Keberagaman bangsa Indonesia menurut Peter (2022) merupakan pemberian atau anugerah Tuhan dan merupakan salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh banyak negara di dunia. Keberagaman tersebut dapat disebabkan oleh faktor geografis dan adanya perkembangan bahasa yang berbeda-beda pada setiap kelompok masyarakat. Perbedaan yang ditimbulkan bisa melalui faktor geografis, misalnya bahasa dan budaya masyarakat yang hidup di daerah pantai sangat berbeda dengan bahasa dan budaya masyarakat yang hidup di daerah pegunungan. Perbedaan bisa muncul seperti pada intonasi dan pemilihan kata dalam berbicara, bentuk rumah dan motif pakaian adat, upacara adat yang digelar, perlengkapan alat kerja, dan lain-lain (Ruslan, 2023).
Pada hakikatnya, keberagaman sebagai atribut yang relevan dengan individu yang menciptakan atau memperkuat persepsi bahwa satu individu berbeda dari individu lain. Perbedaan antar individu inilah sering kali menimbulkan konflik antar buadaya, misalnya pengertian atau makna pelafalan bahasa atau adat istiadat yang berbeda dan kelompok minoritas dan mayoritas. Konflik tidak dapat dihindari karena ada banyak persepsi dan cara pandang dari setiap individu yang berbeda latar belakang budaya. Untuk itu penting sekali menghargai dan menghormati perbedaan ini demi menjaga nilai kedamaian ditengah keberagaman budaya.
Memahami perbedaan dan menghindari kesalahpahaman memerlukan etika dalam komunikasi yang berperan penting dalam mencegah konflik dan mempromosikan saling menghormati antara kelompok budaya yang beragam. Pada era yang penuh dengan disrupsi dan ditandai semakin canggihnya teknologi komunikasi dan informasi menjadikan setiap orang bisa saling terkoneksi secara lebih luas melewati batas-batas negara (Ilmi, 2023). Dengan adanya globalisasi yang mendorong kontak langsung antara budaya yang beragam, hal itu mengarah pada munculnya bentuk-bentuk budaya baru sementara yang juga menentang nilai-nilai tradisional sehingga dapat mengakibatkan konflik dan kesalahpahaman (Mikautadze, 2022).
BACA JUGA:Mahasiswa sebagai Agen Perubahan, BEM FISIP UNIB Berperan Aktif dalam Isu Sosial dan Lingkungan
BACA JUGA:Taufik Ruudyan Manaki: Inspirasi Penulis Muda dari Bengkulu
Tantangan pertama komunikasi antarbudaya adalah perbedaan bahasa. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda, dan bahkan dalam satu negara mungkin terdapat banyak dialek yang berbeda. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kebingungan dalam proses komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengatasi perbedaan bahasa tersebut, seperti terjemahan atau menggunakan bahasa yang sama dengan bahasa internasional, seperti bahasa Inggris atau bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Contoh kecil mengenai konflik ini sering kali kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya seseorang yang mengejek budaya lain atau melakukan bullying terhadap individu lain,misalnya seseorang yang melakukan body shaming akan menyebabkan konflik. atau contoh lainnya ketika seseorang berkata “asu” saat berbicara mungkin akan menimbulkan konflik jika konteks komunikasi yang digunakan tidak tepat. Ketika kita berbicara “asu” pada suku batak maka berkonotatif negatif atau terkesan seperti umpatan. Seringkali dengan kemajuan teknologi saat ini juga berperan dalam menciptakan slang dari bahasa daerah masing-masing dan ketika orang yang tidak mengerti makna tersebut akan mempunyai prasangka apakah bahasa tersebut seakan mengejek atau berupa pujian.
BACA JUGA:Menghindari Politik Identitas di Balik Label Putra Daerah dalam Pilkada Bengkulu
BACA JUGA:Edukasi Pasar Modal Indonesia Dihadiri Puluhan Ribu Calon Investor Saham
Menurut Meilani (2024) dalam mengatasi konflik serta menjaga nilai harmonisasi antar budaya diperlukan beberapa prinsip etika dalam melakukan komunikasi yang efektif, antara lain:
1. Menghormati setiap perbedaan budaya
Setiap budaya memiliki nilai, norma, dan keyakinan yang unik. Menghormati dan menerima perbedaan ini penting agar tidak menyinggung pihak lain. Menhormati ini dapat kita lihat dari bentuk ketika mereka sedang ibadah kita memberikan hal beribadah dan ikut ambil andil seperti memberikan tempat atau ketika sedang dilakukan perayaan maka kita yang berbeda latar belakang budaya yang berbeda bisa mengambil andil dengan membantu menjaga situasi dalam perayaan agar harmonis.
2. Memiliki empati dan sesitivitas budaya yang tinggi
Memahami dan merasakan perspektif orang lain berdasarkan latar belakang budaya mereka adalah inti dari komunikasi antarbudaya yang efektif. Empati memungkinkan seseorang memahami konteks budaya orang lain, sehingga dapat menghindari sikap atau tindakan yang dianggap tidak sopan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: