Ini Dia 9 Obat Sakit Gigi dari Dokter yang Biasa Diresepkan

Ini Dia 9 Obat Sakit Gigi dari Dokter yang Biasa Diresepkan

Cara mengatasi sakit gigi paling ampuh adalah dengan memeriksakan diri ke dokter gigi.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Ada berbagai jenis obat sakit gigi dari dokter yang biasa diresepkan untuk mengatasi keluhan sakit gigi. Penggunaan obat-obatan umumnya akan diberikan dokter sesuai dengan tingkat keparahan nyeri dan penyebab sakit gigi.

sakit gigi dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti gigi berlubang, gigi patah, abses, atau infeksi pada gigi maupun gusi. Saat sakit gigi menyerang, Anda mungkin mengalami rasa nyeri di dalam atau sekitar gigi. Selain itu, sakit gigi juga biasanya dibarengi dengan gejala lain, seperti sakit kepala atau demam.

BACA JUGA:Ini Dia Daftar Imunisasi untuk Orang Dewasa

Cara mengatasi sakit gigi paling ampuh adalah dengan memeriksakan diri ke dokter gigi. Setelah menjalani pemeriksaan, nantinya obat sakit gigi dari dokter bisa dikonsumsi untuk mengobati sakit gigi sesuai dengan kondisi yang Anda alami.

Pilihan obat sakit gigi dari Dokter
Berikut ini adalah jenis obat sakit gigi dari dokter yang umum diresepkan:

1. Asam mefenamat
Asam mefenamat merupakan obat sakit gigi dari dokter yang tergolong dalam obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Obat ini bekerja dengan cara meredakan nyeri dan mengurangi peradangan akibat sakit gigi. Selain diresepkan dokter, asam mefenamat juga banyak dijual bebas di apotik. Namun, penggunaannya tidak boleh sembarangan dan harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Asam mefenamat tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat OAINS lainnya, seperti aspirin dan ibuprofen karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping pada lambung dan usus, yakni berupa tukak atau lambung bocor.

BACA JUGA:Pemakaian Vaksin Polio untuk Dewasa

2. Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat sakit gigi dari dokter yang cukup sering digunakan untuk mengobati sakit gigi yang tergolong ringan. Obat ini terbukti efektif dan aman untuk mengurangi peradangan yang menyebabkan sakit gigi. Ibuprofen merupakan salah satu obat golongan OAINS. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi pembengkakan dan nyeri yang disebabkan oleh peradangan pada tubuh.

Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan sirup. Agar obat ini dapat bekerja secara optimal dalam mengobati sakit gigi, pastikan Anda menggunakannya sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Pasalnya, konsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat mengiritasi lambung dan menyebabkan gangguan pada ginjal maupun hati.

BACA JUGA:Kegunaan Vaksin Tetanus dan Kapan Harus Mendapatkannya

3. Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan jenis obat sakit gigi lainnya yang banyak digunakan untuk meredakan keluhan yang bersifat ringan. Obat ini tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, kaplet, dan sirop. Paracetamol bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, yaitu senyawa kimia yang menyebabkan peradangan dan nyeri. Obat sakit gigi dari dokter ini juga dapat digunakan untuk menurunkan demam dan meringankan sakit kepala yang biasanya muncul ketika sakit gigi.

Sama seperti obat sakit gigi lainnya, paracetamol juga bisa menimbulkan kemungkinan efek samping jika dikonsumsi melebihi dosis yang dianjurkan. Oleh karena itu, pastikan Anda mengonsumsi obat ini sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter.

BACA JUGA:Tips Memilih Kacamata Minus Agar Tidak Mengganggu Penampilan

4. Naproxen
Obat sakit gigi dari dokter yang juga tergolong obat OAINS adalah naproxen. Sama seperti obat OAINS pada umumnya, naproxen bekerja dengan cara mengurangi produksi senyawa yang menyebabkan peradangan dan sakit gigi. Dosis pemberian obat ini akan disesuaikan dokter dengan kondisi sakit gigi yang dialami.

Hindari mengonsumsi dengan dosis atau frekuensi melebihi yang dianjurkan dokter untuk meminimalkan efek samping pada lambung. Untuk mencegah sakit perut setelah meminum obat ini, Anda dianjurkan untuk minum naproxen dengan susu, saat makan, atau dengan obat antasida.

5. Diklofenak
Diklofenak menjadi obat sakit gigi dari dokter yang umumnya digunakan untuk meredakan nyeri dan pembengkakan ringan hingga sedang. Ada dua jenis diklofenak yang bisa diresepkan dokter, yaitu natrium diklofenak dan kalium diklofenak.

BACA JUGA:Benarkah Membaca Sambil Tiduran Menyebabkan Mata Minus?

Dokter akan menyesuaikan pemberian diklofenak tergantung pada kondisi sakit gigi yang Anda alami. Perbedaannya adalah natrium diklofenak diserap lebih lama daripada kalium diklofenak. Natrium bekerja dengan cara mengurangi peradangan, sedangkan kalium dinilai lebih cepat untuk menghilangkan rasa sakit. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet maupun kapsul. Konsumsi diklofenak sesuai dengan aturan pakai dan dosis yang tertera pada kemasan sehingga fungsi obat bisa maksimal dan dapat mengurangi kemungkinan efek samping.

6. Benzocaine
Bila sakit gigi yang Anda alami tergolong ringan, obat sakit gigi dari dokter yang mungkin diresepkan adalah benzocaine. Obat ini tersedia dalam bentuk gel, salep, semprot, atau larutan kumur. Benzocaine berperan sebagai obat bius lokal yang dapat meredakan sakit gigi dengan memblokir saraf, sehingga sinyal nyeri di bagian yang dioleskan obat ini dapat berkurang.

BACA JUGA:Ini Dia Berbagai Metode Terapi Mata Minus Sesuai Anjuran Dokter

Penggunaan benzocaine sebagai obat sakit gigi tidak disarankan untuk anak berusia kurang dari 2 tahun. Selain itu, obat ini juga tidak boleh digunakan dalam jangka panjang karena bisa meningkatkan risiko terjadinya methemoglobinemia atau berkurangnya jumlah oksigen di dalam darah.

7. Chlorhexidine
Obat sakit gigi dari dokter berikutnya adalah obat kumur chlorhexidine. Dokter gigi umumnya akan meresepkan obat kumur ini untuk mengobati peradangan, pembengkakan, dan pendarahan yang menyertai radang gusi. Chlorhexidine disebut sebagai salah satu obat kumur yang efektif dalam membunuh bakteri penyebab sakit gigi. Obat kumur chlorhexidine digluconate 0,2% umumnya diresepkan untuk mengobati dan mencegah gingivitis, atau menjaga kebersihan mulut.

Dosis chlorhexidine kumur untuk orang dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun adalah sebanyak 10 mililiter. Berkumurlah dengan obat ini selama 30–60 detik setelah menyikat gigi. Namun, jangan makan atau minum beberapa jam setelah penggunaan obat kumur tersebut.

BACA JUGA:Ini Dia Berbagai Metode Terapi Mata Minus Sesuai Anjuran Dokter

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: