PT BSL Belum Siap Beroperasi
KEDURANG ILIR, BE – Manajer Pabrik PT Bengkulu Sawit Lestari (BSL) Are Lokollo kembali mengajukan perpanjangan izin uji coba operasional. Pasalnya hingga kemarin proses penyelesaian pembangunan pabrik belum tuntas. Ini diungkapkan Are saat didatangi petugas dari Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Bengkulu Selatan ke lokasi pabrik, kemarin.”Saat ini proses pengerjaan pabrik belum selesai. Kami mohon ada perpanjangan waktu uji coba kembali,” katanya.
Permohonan itu sambungnya, lantaran untuk pembuatan kolam penampungan limbah cair yakni untuk kolam ke 10 dan 11 belum selesai. Kendala musim penghujan membuat proses pengerjaan pembuatan kolam jadi terhambat.”Kami perkirakan 1 bulan atau 2 bulan lagi semua pengerjaan pabrik sudah tuntas. Setelah itu kami akan mengajukan izin resmi beroperasi,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Bengkulu Selatan, Hidayat SH mempertanyakan keseriusan PT BSL dalam pembangunan pabrik. Terlebih lagi sebelum Oktober 2012 lalu perusahaan ini sempat melakukan uji coba. Namun akhirnya dilarang bupati lantaran tanpa izin. Lalu pada akhir Desember 2012 lalu Bupati BS telah mengeluarkan izin uji coba. Bahkan pihak PT BSL sudah dua kali melakukan perpanjangan izin uji coba hingga habis 20 Maret 2013. Namun ketika izin uji coba sudah 3 bulan berjalan ternyata PT BSL belum juga siap beroperasi.
”Ya, kalau izin uji coba itu silahkan ajukan kembali ke Pemda. Tapi, perlu kami tekankan jangan sampai limbah mencemari lingkungan. Kami minta sebelum limbah di epas, pada kolam terakhir ikan-ikan sudah hidup normal sehingga lingkungan tidak tercemar,” terangnya. Keluhkan TBS Di bagian lain, keberadaan PT BSL dirasakan petani sekitar belum berdampak maksimal. Pasalnya harga tandan buah segar (TBS) sawit dari petani di sekitar PT BSL justru dihargai lebih rendah dibandingkan TBS dari luar. ”Sepertinya PT BSL ini tidak mengutamakan produksi sawit petani lokal,” kata petani sawit Minto dan rekannya Lis kepada BE kemarin.
Pasalnya, kata dia, untuk petani sekitar pihak PT BSL hanya membeli TBS Rp 1.190 per Kg. Sedangkan jika TBS dari daerah luar dibeli di atas Rp 1.250 hingga Rp 1.300 per Kg.
Padahal perkebunan sawit daerah PT BSL merupakan yang terdekat.Ditambah tujuan Pemda BS mengizinkan pendirian PT BSL untuk mengutamakan membeli TBS dari daerah setempat dengan harga yang terjamin.”Kami tidak mau muluk-muluk harga harus tinggi.Akan tetapi yang kami inginkan harganya minimal sama dengan dari daerah lain, jangan tidak adil, kok harga TBS kami malahan lebih rendah,” pungkasnya.
Sementara itu, Manajer PT BSL Are Lokollo dan juga Pimpinan perusahaan PT BSL, Tulus saat BE mencoba konfirmasi terkait harga TBS , keduanya mengelak. Keduanya mengaku jika tidak mengetahui harga TBS yang PT BSL beli. ”Kalau harga kami tidak tahu, setahu kami sudah masuk ke pabrik karena ada petugas lainnya yang mengurusi harga TBS,” Elaknya.(369).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: