Apa Itu Tren Marriage Scary? Ini 10 Dampaknya Untuk Generasi Muda

Apa Itu Tren Marriage Scary? Ini 10 Dampaknya Untuk Generasi Muda

Tren "Marriage is Scary" adalah fenomena yang berkembang terutama di kalangan generasi muda di mana pernikahan dipandang dengan perasaan skeptis, ketakutan, atau kecemasan. -Pinterest-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Istilah marriage is scary menjadi viral di media sosial. Apa arti tren ini? Yuk, simak penjelasannya pada ulasan di bawah ini. 

Tren "Marriage is Scary" adalah fenomena yang berkembang terutama di kalangan generasi muda di mana pernikahan dipandang dengan perasaan skeptis, ketakutan, atau kecemasan. 

Istilah ini mencerminkan pandangan bahwa pernikahan bukan lagi sekadar institusi sosial yang diidamkan, melainkan sesuatu yang menimbulkan kekhawatiran, baik dari segi komitmen jangka panjang, tanggung jawab keuangan, maupun stabilitas emosional. 

Perkembangan tren ini tidak hanya muncul dari pengalaman pribadi, tetapi juga dari paparan media sosial, perubahan sosial budaya, serta ketidakpastian ekonomi yang sering kali dihadapi generasi saat ini. 

Fenomena ini telah menjadi bahan diskusi di berbagai platform digital, terutama di kalangan milenial dan generasi Z. Ada beberapa dampak tren marriage is scary, berikut penjelasannya. 

BACA JUGA:Jenis Olahraga dan Makanan Sehat untuk Sixpack

BACA JUGA:Kanker Ovarium adalah Penyakit Reproduksi yang Sering Telat Dideteksi

Dampak dari Tren "Marriage is Scary"

1. Penundaan Usia Pernikahan

Salah satu dampak paling nyata dari tren ini adalah penundaan usia pernikahan.

Banyak orang, terutama generasi muda, memilih untuk menunda pernikahan karena ketakutan terhadap komitmen jangka panjang atau karena mereka merasa belum siap secara finansial, emosional, atau karier. Fenomena ini telah menyebabkan peningkatan rata-rata usia menikah di banyak negara.

2. Penurunan Angka Pernikahan

Tren ini juga berkontribusi pada penurunan angka pernikahan secara global, terutama di negara-negara maju. 

Ketidakpastian ekonomi, seperti biaya hidup yang tinggi dan tekanan untuk mencapai stabilitas finansial sebelum menikah, menyebabkan banyak individu memilih untuk tidak menikah atau menunda rencana pernikahan dalam waktu yang lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: