Surah Al Insirah untuk Membuka Pintu Rezeki, Begini Cara Mengamalkannya

BENGKULUEKSPRESS.COM- Surah Al-Insyirah dikatakan dapat membuka pintu rezeki dan menyederhanakan segala urusan. Namun, bagaimana sebenarnya cara mengamalkannya?

Surah Al-Insyirah memiliki arti 'pelapangan' dan termasuk dalam kategori surat Makkiyah, terdiri dari delapan ayat. Penurunan Surah Al-Insyirah berada setelah Surah Adh-Dhuha dan sebelum Surah Al-Ashr.

Dalam bukunya "Dahsyatnya Doa Para Nabi", Syamsuddin Noor menjelaskan bahwa Surah Al-Insyirah memiliki beberapa keutamaan.

BACA JUGA:Agar Rezeki Lancar dan Dijamin Allah SWT, Syekh Ali Jaber Sarankan 2 Amalan Ini Sebelum Berangkat Kerja

BACA JUGA:Baca Doa Ini Setelah Sholat, Habib Novel Alaydrus: Hutang Lunas dan Rezeki Lancar

Salah satunya adalah sebagai doa untuk menghilangkan kesedihan, serta untuk mempermudah urusan dan mendatangkan rezeki.

"Surat ini menjadi doa disebabkan beberapa keutamaan dan khasiat yang ada padanya, sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah SAW," terang Syamsuddin.

Syamsuddin Noor dalam bukunya "Dahsyatnya Doa Para Nabi" menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menyatakan bahwa dengan membaca Surah Al-Insyirah, Allah SWT akan mempermudah segala urusan.

Dalam hal ini, Allah akan menghapus segala kesedihan bagi yang mengamalkannya, serta akan melancarkan rezeki dari arah yang tidak terduga.

Menurut buku "Amalan-amalan Pembuka Pintu Rezeki" yang ditulis oleh Nasrudin Abdulrohim, Surat Al-Insyirah atau Surat Alam Nasyrah dikenal memiliki manfaat untuk mengalirkan rezeki serta memudahkan urusan di dunia dan akhirat.

Penting untuk dipahami bahwa segala keutamaan dan manfaat yang terkandung dalam Surah Al-Insyirah tentunya tergantung pada izin dan kehendak Allah SWT.

Mengamalkannya merupakan salah satu bentuk ikhtiar yang dapat dilakukan manusia, namun hasil akhirnya tetap bergantung pada kehendak Allah SWT.

Oleh karena itu, setelah melakukan upaya, sisa prosesnya harus diserahkan kepada Allah SWT.

Hal tersebut sesuai dengan isi kandungan Surah Al-Insyirah, sebagaimana yang dijelaskan oleh M Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah Jilid 15.

Sumber: