Uang Kertas Kuno Termahal di Indonesia, Harganya Bikin Takjub

Uang kertas dengan nilai nominal Rp100 yang dikeluarkan pada tahun 1947 oleh Menteri Keuangan Dr. Samsi menjadi sebuah artefak bersejarah. Pada waktu itu, Bank Indonesia belum terbentuk di negara ini. Uang kertas kuno ini memiliki warna biru muda dan menampilkan gambar wajah Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, di bagian depannya.

Uang kertas Rp100 keluaran tahun 1947 menjadi daya tarik kolektor dengan nilai historis yang tinggi. Di beberapa platform jual-beli online, uang kertas kuno ini ditawarkan dengan rentang harga antara Rp1.045.000 hingga Rp6.750.000 per lembar.

Harga yang bervariasi mencerminkan tingginya minat kolektor terhadap uang kertas ini dan nilai keunikannya dalam konteks sejarah Republik Indonesia.

BACA JUGA:Begini Cara Menjual Uang Kuno ke Bank

BACA JUGA:Uang Kuno Zaman Belanda ini Dinilai Seharga Motor Matic Baru

4. Uang kertas Rp100 tahun 1945

Benar, Menteri Keuangan Dr. Samsi juga dikenal telah mengeluarkan uang kertas Rp100. Uang kertas ini memiliki warna hijau dan menampilkan gambar wajah Presiden Soekarno di bagian depannya.

Di platform jual-beli online, beberapa penjual khusus uang kuno menawarkan uang kertas ini dengan harga bervariasi, mulai dari Rp950.000 hingga Rp350.000 per lembar.

Harga yang berbeda tersebut mungkin mencerminkan kondisi dan keadaan uang kertas, seperti kelangkaan, tingkat keutuhan, atau keadaan keseluruhan. Kolektor dan penggemar uang kuno sering mempertimbangkan faktor-faktor ini saat menentukan nilai dan harga yang bersedia dibayar untuk memperoleh uang kertas kuno tertentu.

5. Uang kertas Rp5 tahun 1950

Uang kertas ini dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Syafrudin Prawiranegara.

Ciri uang ini ada gabungan warna merah dan oranye dan wajah Presiden Soekarno sebagai tampilan depannya.

Uang ini menjadi seri yang cukup langka di pasaran.

Salah satu penjual di platform jual-beli online menawarkan uang kertas Rp5 tahun 1950 dengan harga Rp2.250.000 per lembar.

6. Uang Kertas Rp10.000 tahun 1979

Sumber: