Asal Mula Cemara Jadi Pohon Natal, Serta Titik Balik Musim dan Dewa Matahari

Asal Mula Cemara Jadi Pohon Natal, Serta Titik Balik Musim dan Dewa Matahari

Tradisi pohon Natal jika ditelusuri akan bermuara di Jerman pada abad ke-16, ketika umat Kristiani mulai mendekorasi pohon--

BENGKULUEKSPPRESS.COM - Saat hari Natal, kita banyak sekali menemukan pohon Natal dimana-mana, di seluruh dunia. Pohon Natal biasanya terbuat dari pohon cemara yang dihias dengan indah. Pohon cemara yang digunakan dapat berupa pohon cemara asli yang ditebang maupun pohon imitasi. Dekorasinya pun sangat meriah dan indah. Namun sebenarnya, bagaimana mulanya ada pohon Natal?

BACA JUGA:Bisa Dilakukan Ini di Rumah! Ini Dia Cara Menyembuhkan Lutut Sakit di Usia Muda

Dalam budaya kuno, titik balik musim dingin digembar-gemborkan sebagai awal dari hari-hari cerah di masa depan. Pada saat tersebut, Dewa Matahari dipercaya sedang mendapatkan kembali kekuatannya. Pohon cemara yang selalu hijau ketika melalui empat musim kemudian dipajang dan dirangkai sesuai dengan titik balik matahari, sebagai pengingat akan bulan-bulan hangat yang akan segera tiba.
BACA JUGA:Red Spider Lily, Bunga Kematian yang Kerap Muncul dalam Anime dan Manga

Tradisi pohon Natal jika ditelusuri akan bermuara di Jerman pada abad ke-16, ketika umat Kristiani mulai mendekorasi pohon atau jika masa sedang sulit, maka memakai tumpukan kayu yang dibentuk piramida. Dekorasi ini kemudian diletakkan di dalam rumah mereka.

Tak hanya itu, mereka juga menambahkan lilin pada dahan pohon. Penambahan lilin ini dikaitkan dengan Martin Luther, yang konon terinspirasi oleh bintang-bintang di langit malam dan ingin menciptakan kembali pemandangan tersebut di rumahnya menggunakan lilin.

BACA JUGA:Cadel Saat Usia Dewasa? Begini Cara Mengatasinya

Sedangkan menurut "A Christmas Cornucopia: The Hidden Stories Behind Our Yuletide Traditions", pohon Natal pertama kali ada di London, di dekat tempat yang sekarang disebut dengan Pasar Leadenhall. Namun tampaknya hal ini hanya terjadi satu kali saja, karena pohon Natal tidak terlihat lagi di Inggris hingga abad ke-19.

Tradisi menghias pohon Natal sebagian besar terjadi di Jerman hingga akhir tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an. Pemukiman warga Jerman, khususnya di Pennsylvania, Amerika Serikat mulai menghias pohon komunitas pada akhir abad ke-18. Tak lama setelahnya pohon tersebut mulai muncul di rumah masing-masing keluarga Jerman.

BACA JUGA:Waspada Osteoporosis, Berikut Cara Mencegah Osteoporosis

Namun sebagian besar warga Amerika masih skeptis. Pada saat Ratu Victoria dan Pangeran Albert dari Inggris (yang merupakan keturunan Jerman) tampil di surat kabar populer pada tahun 1848 sedang berdiri di sekitar pohon Natal bersama keluarga mereka, barulah tradisi pohon Natal lebih dianut secara luas.

Selain penambahan lilin yang sudah ada di Eropa, dekorasi seperti aneka ornamen mulai populer pada akhir tahun 1800-an. Dekorasi buatan sendiri seperti kue dan karangan bunga juga menjadi dekorasi pokok. Seiring dengan kemajuan teknologi dan industri pada abad ke-20, semakin banyak dekorasi yang digantikan dengan lampu listrik dan ornamen sintetis.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: