Dalam Mitologi Maluku, Perempuan Adalah Manusia Pertama di Bumi

Dalam  Mitologi Maluku, Perempuan Adalah Manusia Pertama di Bumi

orang Maluku yakin bahwa Gunung Murkele Kecil dan Besar adalah sumber kehidupan awal manusia--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Maluku punya mitologi yang menarik untuk ditelaah. mitologi Maluku ini adalah Nusa Ina yang memiliki keunikannya berupa perempuan sebagai tokoh sentralnya. Secara kebahasaan, nusa berarti pulau dan ina adalah perempuan atau ibu. Penamaan ini disebutkan untuk merujuk pada pulau terbesar di Kepulauan Maluku: Pulau Seram.

Dalam mitologi Maluku tentang Nusa Ina, kehadirannya bersamaan dengan manusia pertama di Pulau Seram. Nama perempuan itu adalah Hulamasa atau Alifuru Ina (perempuan Pertama). Dia tinggal di Gunung Murkele Kecil, tempat Kerajaan Lomine.

BACA JUGA:Pulau Leebong, Destinasi Wisata Maldives yang Ada di Bangka Belitung

Pulau Seram punya lima kerajaan penyangga, yakni Kerajaan Silalousana di bagian selatan, Kerajaan Mumusikoe di sebelah utara, Kerajaan Amalia di sebelah timur, dan Nunusaku dan Tounusa di sebelah barat Pulau Seram. Angka lima ini menjadi hal yang dikeramatkan oleh masyarakat Maluku.

Weldemina Yudit Tiwery, pengajar Fakultas Ilmu Sosial Keagamaan, Institut Agama Kristen Negeri Ambon, berpendapat bahwa Nusa Ina atau Pulau Seram diciptakan sebagai Ibu Bumi yang melahirkan Alifuru Ina.

"Saya tidak mendapati kultur dominasi hierarki penciptaan manusia maupun dalam pembagian peran. Tiada kisah manusia berkuasa atau hewan, tumbuhan dan alam, sebab keduanya (manusia dan alam) setara," terangnya di Indonesian Journal of Theology.

BACA JUGA:Pantai Laguna Kaur, Pantai Balinya Orang Bengkulu

Manusia kedua, kemudian, diciptakan di Gunung Murkele Besar, tempat Kerajaan Poiyano berada. Manusia kedua itu adalah laki-laki dengan nama Alifuru Ama.

Gunung Murkele Besar dan Murkele Kecil, secara geografis berada di Pegunungan Manusela (kini Taman Nasional Manusela). Karena lokasinya berada di tengah Pulau Seram, tempat ini kerap disebut sebagai jantung dari Nusa Ina.

Oleh karena itu, orang Maluku yakin bahwa Gunung Murkele Kecil dan Besar adalah sumber kehidupan awal manusia, tempat leluhur. Maka, penting bagi masyarakat di Maluku untuk menjaga kawasan tersebut dan menjadikannya sebagai tempat keramat.Singkat cerita, Alifuru Ina dan Alifuru Ama bertemu. Mereka menikah di Nusa Ina dan melahirkan anak cucu yang kelak menjadi leluhur masyarakat Maluku.

BACA JUGA:WOW! Dewa Krishna Umat Hindu India Ternyata Punya 16.018 Istri

Menurut mitologi Maluku, Alifuru Ina dan Alifuru Ama berasal dari tuhan yang mereka sebut sebagai Kapua Upu Ila Kahuresi, sehingga harus dipandang setara di mata Tuhan. Baik laki-laki maupun perempuan dipandang memiliki derajat yang sama di hadapan Tuhan, tanpa keinginan mendominasi antara satu sama lain. Pemahaman ini kemudian diwariskan oleh masyarakat Maluku untuk saling menghargai.

Menurut versi dari Seram Barat, Alifuru Ina dan Alifuru Ama hidup berdampingan di Nunusaku. Versi Seram Timur mengatakan justru di Gunung Murkele. Bagaimanapun, keduanya menta hidup secara damai.

Kelak, keturunan Alifuru Ina dan Alifuru Ama mengalami konflik yang memicu perperangan. Pada suatu babak lanjutan dari mitologi sejarah masyarakat Maluku, konflik terjadi ketika Alifuru Ina telah tiada.

BACA JUGA:7 Vitamin Penting Ini Jadikan Rambut Lebih Sehat

Perpecahan di kalangan masyarakat dipicu akibat tewasnya seseorang bernama Rapie Hainuwele. Versi lain mengatakan bahwa Rapie Hainuwele tewas karena konflik perbedaan pendapat yang sudah runyam. Akibatnya, manusia mulai terpecah belah dan mulai menyebar ke pulau-pulau lainnya di Maluku.

Dalam kepercayaan orang Maluku, Alifuru Ina sebenarnya menyaksikan anak-anak keturunan mereka dari kejauhan.  "Ia (Alifuru Ina) rindu mendekap anak cucu dalam cinta kasih dan kehangatan tanpa diskriminasi," terang Kashai Ramdhani Pelupessy, pengajar psikologi IAIN (Institut Agaima Islam Negeri) Ambon di Nusantara Institute.

"Anak-anaknya yang tersebar di Maluku juga diberi kebebasan seluas-luasnya untuk memeluk agamanya masing-masing, dan berjuang keras menggapai cita-cita kemakuran pribadi dan sosial," lanjutnya.

BACA JUGA:Totok Wajah, Tak Hanya Sekedar untuk Kecantikan

Menurut Kashai, mitologi Maluku ini perlu diceritakan di kalangan anak-anak, terutama di Maluku. Maluku sendiri memiliki sekitar 50 sub-suku yang punya keragaman yang cukup kaya. Sebab, cerita Alifuru Ina adalah menunjukkan bahwa masyarakat Maluku pada mulanya hidup bersatu dan berasal dari kaum perempuan.

"Mitos tentang nusa ina harus terus dipahami detail oleh anak cucu Maluku, terutama kaum perempuan, bahwa tonggak perdamaian ada di tangan perempuan. Di satu sisi, juga harus menyadari bahwa tidak ada diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, karena kedua insan ini memiliki derajat yang di hadapan Kapua Upu Ila Kahuresi atau Allah SWT," terangnya.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: