Ibnu Batutah, Penjelajah Muslim Legendaris dalam Sejarah Dunia

Ibnu Batutah, Penjelajah Muslim Legendaris dalam Sejarah Dunia

Ibnu Batutah tidak pernah membuat catatan perjalanan selama petualangannya. Tapi ketika ia kembali ke Maroko untuk selamanya pada tahun 1354, sultan memerintahkannya untuk menyusun catatan perjalanan.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Gelar penjelajah paling terkenal dalam sejarah dunia biasanya diberikan kepada Marco Polo. Ia adalah musafir besar Venesia yang mengunjungi Tiongkok pada abad ke-13. Namun, dalam hal jarak yang ditempuh, Marco Polo ternyata jauh tertinggal bila dibandingkan dengan cendekiawan Muslim Ibnu Batutah. Ibnu Batutah menghabiskan separuh hidupnya menjelajahi wilayah yang luas di belahan bumi timur.

Bergerak melalui laut, dengan karavan unta, dan berjalan kaki, Ibnu Batutah berkelana ke lebih dari 40 negara. Sang penjelajah sering kali menempatkan dirinya dalam bahaya ekstrem hanya untuk memuaskan nafsu berkelananya.

BACA JUGA:Agar Diberi Keturunan yang Taat Kepada Allah SWT, Amalkan Doa Nabi Ibrahim Berikut

Ketika akhirnya kembali ke rumah setelah 29 tahun berkelana, dia menuliskan kisahnya. “Kisah petualangannya dituangkannya dalam sebuah buku perjalanan raksasa yang dikenal sebagai Rihla,” ungkap Evan Andrews di laman History. Meskipun para sarjana modern sering mempertanyakan kebenaran tulisannya, Rihla adalah menjadi gambaran menarik tentang dunia pengembaraan di abad ke-14.

Penjejalah masyhur dalam sejarah dunia

Lahir di Tangier, Maroko, Ibnu Batutah tumbuh besar di tengah keluarga hakim. Pada tahun 1325, pada usia 21 tahun, ia meninggalkan tanah airnya menuju Timur Tengah. Batutah berniat menunaikan ibadah hajinya. Di saat yang sama, ia juga ingin mempelajari hukum Islam di sepanjang perjalanannya.

“Saya berangkat sendirian,” tulisnya kemudian, “tanpa ditemani oleh seorang musafir atau karavan rombongan. Saya terombang-ambing oleh dorongan hati yang berlebihan dan hasrat terpendam untuk mengunjungi tempat-tempat suci yang termasyhur ini.”

BACA JUGA:Polsek Kampung Melayu Gelar Rekontruksi Penusukan yang Tewaskan Sang Kekasih

Batutah memulai perjalanannya dengan menunggangi seekor keledai sendirian. Ia kemudian bergabung dengan karavan peziarah yang berkelok-kelok ke arah timur melintasi Afrika Utara. Rutenya terjal dan dipenuhi bandit.

Dalam perjalanan, pengelana muda itu terserang demam yang sangat parah. “Ia terpaksa mengikat dirinya ke pelana agar tidak terjatuh,” tambah Andrews. Di salah satu persinggahannya, Batutah menikahi seorang wanita muda. Wanita itu adalah istri pertama dari 10 istri yang pada akhirnya akan dinikahinya. Istri pertamanya itu kemudian diceraikannya selama perjalanannya.

Di Mesir, Batutah mempelajari hukum Islam dan berkeliling Aleksandria dan kota metropolitan Kairo. Batutah menyebut Mesir sebagai wilayah yang tak tertandingi dalam keindahan dan kemegahannya. Dari sana, Batutah melanjutkan perjalanan ke Mekah untuk menunaikan ibadahnya. Setelah menyelesaikan ziarahnya, ia memutuskan untuk terus mengembara di dunia Muslim atau “Dar al-Islam”.

BACA JUGA:Ini DCT DPD RI Dapil Bengkulu Beserta Nomor Urutnya

Mimpi yang membawa Ibnu Batutah berkelana

Batutah mengaku didorong oleh mimpi di mana seekor burung besar membawanya dengan sayapnya. Dalam mimpinya, ia melakukan penerbangan jauh ke arah timur. “Sang burung meninggalkan saya di sana,” tulisnya. Seorang suci telah menafsirkan mimpi itu sebagai pertanda bahwa Batutah akan berkelana melintasi bumi. Pemuda asal Maroko itu bermaksud untuk menggenapi ramalan tersebut.

Beberapa tahun berikutnya adalah perjalanan yang penuh tantangan bagi Batutah. Dia bergabung dengan karavan dan berkeliling Persia dan Irak. Batutah kemudian berkelana ke utara menuju tempat yang sekarang disebut Azerbaijan. Setelah singgah di Mekah, ia melakukan perjalanan melintasi Yaman dan melakukan perjalanan laut ke Tanduk Afrika. Dari sana, ia mengunjungi kota Mogadishu di Somalia. Sang penjelajah akhirnya melanjutkan ke bawah garis khatulistiwa dan menjelajahi pesisir Kenya dan Tanzania.

BACA JUGA:Inilah Deretan Model Jaket Wanita Kekinian untuk Hangout

Perjalanan panjang menuju ke India

Setelah meninggalkan Afrika, Batutah menyusun rencana untuk melakukan perjalanan ke India. Ia berharap mendapatkan jabatan yang menguntungkan sebagai qadi atau hakim Islam di India. Batutah mengikuti rute berkelok-kelok ke timur, pertama melewati Mesir dan Suriah sebelum berlayar ke Turki.

Batutah mengandalkan statusnya sebagai ulama untuk mendapatkan keramahtamahan dari penduduk setempat. Di banyak titik dalam perjalanannya, dia dihujani hadiah berupa pakaian bagus, kuda, dan bahkan selir dan budak.Dari Turki, Batutah menyeberangi Laut Hitam dan memasuki wilayah kekuasaan Golden Horde Khan yang dikenal sebagai Uzbeg. Dia disambut di istana Uzbeg. Batutah tinggal di Bizantium selama sebulan dan mengunjungi Hagia Sophia. Ia bahkan menerima audiensi singkat dengan Kaisar Bizantium.

BACA JUGA:Ini Tampilan Yamaha X Ride 2024 Terbaru, Keren dan Modern

Batutah selanjutnya melakukan perjalanan ke timur melintasi padang rumput Eurasia sebelum memasuki India melalui Afghanistan dan Hindu Kush.Tiba di Delhi pada tahun 1334, ia mendapatkan pekerjaan sebagai hakim Muhammad Tughluq, seorang sultan yang berkuasa. Batutah menghabiskan beberapa tahun dalam pekerjaan yang nyaman. Ia bahkan menikah dan memiliki anak. Tapi Batutah akhirnya menjadi waspada terhadap sultan. Sang sultan dikenal kerap melukai dan membunuh musuh-musuhnya. “Ia terkadang melemparkan mereka ke gajah dengan pedang menempel di gadingnya,” Andrews menambahkan lagi.

Melakukan perjalanan ke Kekaisaran Tiongkok

Kesempatan untuk melarikan diri akhirnya muncul pada tahun 1341. Saat itu sultan memilih Batutah sebagai utusannya ke Kekaisaran Tiongkok. Masih haus akan petualangan, penjelajah Maroko itu berangkat memimpin karavan besar yang penuh dengan hadiah dan budak.

Perjalanan ke timur terbukti menjadi babak paling mengerikan dalam pengembaraan Batutah. Pemberontak Hindu mengganggu kelompoknya selama perjalanan ke pantai India. Konon Batutah kemudian diculik dan dirampok. Tidak ada yang tersisa kecuali celana yang dikenakannya.Batutah berhasil mencapai pelabuhan Kalikut. Tapi saat berlayar, kapalnya terhempas ke laut dalam badai dan tenggelam. Kecelakaan menewaskan banyak orang di rombongannya.

BACA JUGA:Bantu Pemulihan, Berikut Rekomendasi Obat Pilek Alami

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: