Hindari Reputasi Buruk Pada BI Checking Saat Menggunakan Paylater, Begini Cara Mengeceknya

Hindari Reputasi Buruk Pada BI Checking Saat Menggunakan Paylater, Begini Cara Mengeceknya

Blaclist BI Checking-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

Menurut pengamat, masuknya bank terhadap bisnis paylater tidak terlepas dari tren kartu kredit yang mulai tergantikan oleh layanan produk keuangan baru itu.

 

"Untuk itu wajar bila bank-bank besar mulai masuk ke bisnis paylater. Karena memang prospektif dan bisa menyesuaikan dengan tren transaksi keuangan milenial dan Gen Z," ujar SVP, Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan.

 

Ia melihat kontribusi generasi milenial dan generasi z pada bisnis ritel bank sangat besar. Terutama, pada produk keuangan yang terdigitalisasi seperti paylater.

 

Maka dari itu, Trioksa memandang bisnis paylater tentunya akan menguntungkan bank. Belum lagi, bank memiliki modal dan sumber daya yang lebih dari memadai untuk masuk ke bisnis tersebut.

 

Menurut Dewan Pengawas Multiguna Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Dino Martin, bisnis paylater adalah 'volume game'. Ia menjelaskan biaya akuisisinya sangat besar, sementara potensi keuntungannya kecil bahkan berpotensi minus.

 

"Ini Volume Game. Harus besar sekali baru bisa mengharapkan profit. Untuk bank lebih masuk akal main di paylater karena budget acquisition cost-nya mereka lebih besar. Kok bisa lebih besar? Ya karena LTV (long term value) customer bank khan lebih besar," terang Dino.

 

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi berpendapat masuknya perbankan ke paylater tentu akan menambah semarak dan adanya persaingan dalam bisnis ini. 

 

Terlebih dalam paylater, pengguna dapat memilih layanan mana yang lebih sesuai, baik tenor, bunga maupun besaran maksimal pinjaman yang bisa diberikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: