Kecewa, Timsel Dituding Terima Pelicin Sampai Rp 150 Juta

Kecewa, Timsel Dituding Terima Pelicin Sampai Rp 150 Juta

\"kpu1\"BENGKULU, BE- Baru saja merampungkan  seleksi tahap pertama, tim seleksi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bengkulu sudah menuai protes. Protes pun tak tanggung-tanggung, datang dari calon peserta yang tak lulus tahap adminstrasi menyebut Timsel tidak transparan dan bermain uang pelicin.

Salah satu peserta  calon anggota KPU, Drs MG Badawi SH  senin (11/3) pukul 15.00 WIB mendatangi sekretariat Tim Seleksi. Ia mempertanyakan  administrasi  serta apa yang menyebabkan dirinya tidak lolos. Padahal seluruh berkas menurutnya telah dipenuhi. Sayangnya, kedatangan tersebut tak berhasil bertemu anggota Timsel. Ia hanya bertemu dengan pegawai sekretariat. Pegawai pun tak berani memberikan keterangan atas masalah ketidaklulusan itu.

Badawi mencoba meminta nomor kontak  dan berupaya menanyakan langsung pada Timsel, namun upayanya tak berhasil. Pegawai tak mau memberikan nomor kontak  kepada  sembarangan orang. Karena tidak ada kejelasan dan tidak ada yang bisa memberikan keterangan  membuat  pegawai swasta dalam kota Bengkulu itu kecewa, dan mengadukan perosalan ini ke media.

\"Anggota Timsel tak ada satupun yang ada di tempat. Mestinya dari lima  orang Timsel, bisa bergantian dan  setiap harinya ada yang bertugas. Sehingga saat ada yang komplain atau protes bisa  memberikan kejelasan,\" cetusnya saat mendatangi  Graha Pena Bengkulu Ekspress, Senin Sore.

Ditambahkanya, bukan hanya dirinya yang menyampaikan kekecewaan. Sebelumnya, katanya, banyak calon anggota KPU lainnya yang protes. Badawi menilai Timsel  tidak elegan. Alasanya, semua berkas  persyaratan  sudah dipenuhi dan dibuktikan dengan  checklist berkas formulir pendaftaran  yang diserahkan 1 Maret lalu dan  telah diterima serta ditandatangani oleh petugas atas nama Yunita Dika Fitri. Namun, saat melihat namanya tidak tercantum dalam daftar calon yang akan mengikuti ujian tertulis.

\"Saya cuma mau tahu dimana  letak kesalahan  administrasi  saya. Misalnya  potocopy KTP saya kurang satu,  sehingga saya tidak lolos. Bukan saya memaksa untuk  menjadi anggota KPU, kalau saya lihat agak terselubung ‘gawe’ ini, \" katanya kesal.

Mestinya Timsel, kata Badawi, saat mengumumkan mencatat langsung alasan ketidaklulusan peserta itu. Misalnya tidak lulus karena KTP tidak ada, usia  yang telah  berlebih dan lain-lain. \"Penjaringan calon KPU jangan hanya  kegiatan seremonial. Anehnya,  orang yang masih aktif menyandang anggota KPU  dinyatakan lulus, padahal harus mengunudurkan diri terlebih dahulu,\" bebernya.

Lebih jauh, Badawi mensinyalir Timsel melakukan permainan uang pelicin dalam proses rekrutmen calon angota KPU. \'\'Pelicin itu antara Rp 10 juta sampai Rp 150 juta.  Mereka yang diloloskan kebanyakan dari komposisi  incumben, PNS, dan dosen. Kalau seperti ini penjaringannya, tidak usah dibuka secara umum.\'\'

Sudah Objektif Terkait tudingan tersebut, Anggota Timsel KPU Provinsi, Drs Khairudin Wahid MAg ketika dikonfirmasi, menegaskan bahwa proses seleksi administrasi tersebut sudah dilakukan secara objektif. Apa yang ditudingkan kepada Timsel, katanya, sama sekali tidak benar. \"Ada kriteria yang sudah kita tetapkan, pertama adalah mengenai kelangkapan berkas, namun sudah lengkap tapi tidak benar. Diantaranya mengenai makalah, banyak yang membuatnya karya ilmiah dengan berbagai sumber, namun yang  kita inginkan mengenai kemampuan pribadi,\" ungkapnya.

Dilanjutkan Akademisi IAIN Bengkulu ini, makalah seharusnya juga dibuat secara terstruktur, tidak lebih dari 2 halaman setiap 2 item. Hal inilah yang banyak ditemukan dari para pendaftar banyak membuat karya ilmiah, tanpa menerangkan mengenai dirinya sendiri.

\"Untuk ijazah juga ada penilaian tersendiri. Untuk S1 mendapatkan 1 poin, dan S2 nilai 2 poin. Kemudian pengalaman dalam pemilu 1 poin. Jadi anggota KPU kabupaten/kota yang S1 sudah memiliki 2 poin karena memiliki pengalaman dalam pemilu. Dengan ini maka pendaftar yang berijazah S2 banyak tertolong karena langsung mendapatkan 2 poin,\" jelasnya.

Ditegaskan Khairudin, pihaknya akan selalu transparan dalam melakukan tahapan seleksi. Jika ada peserta yang tidak puas, dipersilahkan untuk menanyakan langsung kepada kepada Timsel. \"Tidak ada yang ditutup-tutupi, semuanya transparan,\" katanya. (160/247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: