Pernah Dengar Mitos Keuangan yang Ada di Masyarakat? Ini Dia Daftarnya!

Pernah Dengar Mitos Keuangan yang Ada di Masyarakat? Ini Dia Daftarnya!

--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Mitos keuangan barangkali sudah sering Anda dengar belakangan ini. Baik yang bersumber dari orang terdekat maupun jejaring sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya.

Kata mitos atau mite sendiri dapat diartikan sebagai kisah masa lampau berceritakan tentang alam semesta dan dianggap benar-benar nyata bagi pemilik cerita maupun mereka yang mempercayainya. Dengan kata lain, mitos adalah sebuah kepercayaan yang dianggap nyata namun belum dapat dibuktikan kebenarannya.

Apa saja mitos keuangan yang seringkali muncul dan beredar di masyarakat sejak dulu hingga saat ini? Mari kita simak macam-macam mitos keuangan sebagai berikut.

Macam Mitos Keuangan

Membahas mengenai mitos keuangan, tentunya tidak terlepas dari cara mengelola keuangan (money management), menabung (saving), sampai dengan berinvestasi (investing). Seperti yang sudah kami rangkum dari beberapa sumber, berikut ini macam mitos keuangan yang ada.

1. Menabung Seharusnya Dilakukan Dalam Jumlah Besar

Menabung bukanlah soal banyak atau sedikit, melainkan tentang konsistensi dan komitmen. Sebab, berapapun itu nominal yang Anda tabung, selagi Anda rutin melakukannya secara terus menerus, maka jumlah yang terkumpul akan bernilai banyak.

Pastikan juga Anda mengetahui tujuan Anda menabung. Jangan sampai Anda justru fokus menabung tanpa tahu tujuan pasti yang hendak diraih. Dan yang tidak kalah penting, pastikan untuk menabung di lembaga keuangan terpercaya.

2. Kartu Kredit Bikin Boros

Mitos keuangan mengenai “kartu kredit bikin boros” barangkali sudah sering Anda dengar. Banyak orang berpendapat jika kartu kredit mampu membuat seseorang sulit untuk mengatur keuangannya bahkan terjerat hutang. Nyatanya, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar. Boros atau tidaknya seseorang saat memiliki kartu kredit, ditentukan dari kebiasaan serta pola pikir yang ada.

Misalnya, jika orang tersebut beranggapan memiliki uang yang tidak terbatas dari adanya kartu kredit lalu bisa membelanjakannya sesuka hati tanpa menimbang kesanggupan untuk melunasi cicilan, tentu pemikiran ini akan membawa malapetaka di kemudian hari. Lain halnya jika orang tersebut dengan bijak menggunakan kartu kredit untuk kebutuhan mendesak dan berkomitmen untuk melunasi cicilan sebelum masa jatuh tempo.

3. Investasi Banyak Risikonya

Dewasa ini banyak orang yang sudah sadar akan pentingnya berinvestasi selain menabung. Bukan hanya karena besaran return yang didapat, namun pentingnya akan perencanaan masa depan untuk hidup yang lebih baik. Sayangnya, masih terdapat banyak orang yang percaya dengan mitos keuangan ini dan jika investasi cenderung memberikan risiko yang tinggi dan sepatutnya dihindari.

Padahal, risiko yang ada bisa dengan mudah kita minimalisir dengan literasi keuangan yang cukup serta melakukan cross-check secara teliti sebelum benar-benar memilih produk investasi. Jangan sampai Anda mudah tergiur dengan iming-iming high return yang ditawarkan dari investasi bodong yang marak beredar dimana-mana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: