Puluhan Ekor Sapi di Mukomuko Terserang Virus LSD, Penyakit Kulit yang Picu Kematian

Puluhan Ekor Sapi di Mukomuko Terserang Virus LSD, Penyakit Kulit yang Picu Kematian

Penyuntikan vaksinasi pada Herwan ternak sapi oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

"Vaksin LSD minimal dilakukan pada 70% populasi sapi di wilayah terdampak kasus Wabah LSD," ungkapnya. 

Indah menjelaskan, hewan ternak yang terjangkit LSD dagingnya masih bisa dikonsumsi masyarakat dengan cara diolah dengan benar. 

"Daging sapi yang terjangkit LSD diolah dengan terlebih dahulu dilayukan dagingnya sampai darahnya tidak ada atau dijadikan daging asap," jelasnya lagi. 

Di sisi lain, pedagang dan masyarakat di Kota Bengkulu masih belum mengetahui tentang wabah LSD yang menyerang ternak sapai. Salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Panorama Kota Bengkulu, Yetri mengaku belum mengetahui wabah LSD. 

"Iya, belum tahu apa itu wabah LSD, kemarin yang heboh PMK jadi saya tahu hanya itu," ungkapnya. 

Adanya wabah PMK, menurut Yetri, belum berpengaruh pada penjualanya. Namun, dikhawatirkan jika wabah tidak segera diatasi akan membuat harga daging sapi menjadi jatuh dan tidak laku di pasaran. 

"Sekarang harga daging sapi Rp 140 ribu per Kg, itu saja sepi pembeli kadang hanya laku tidak sampai 50 Kg per hari," ujarnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Apriansyah melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, drh Diana Nurwahyuni mengatakan kasus LSD tersebut tersebar di 13 desa. 

Rinciannya,  Desa Sumber Makmur 22 kasus, Tanjung Mulya 6 kasus, Kelurahan Koto Jaya 11 kasus, Rawa Mulya 1 kasus, Desa Dusun Baru Pelokan 1 kasus. 

Selanjutnya, Desa Rawa Bangun 2 kasus, Kelurahan Bandaratu 9 kasus, Ujung Padang 5 kasus, Sido Makmur 2 kasus, Desa Pondok Batu 3 kasus, Pulai Payung 1 kasus, Suka Maju 1 dan Desa Tirta Makmur 1 kasus. 

“Hingga awal Februari 2023 ini, sebanyak 66 kasus. Terbanyak di Desa Sumber Makmur sebanyak 22 hewan jenis sapi terserang LSD,” ujarnya. 

Banyaknya hewan ternak yang sembuh, dikarenakan telah dilakukan berbagai upaya. Diantaranya pemberian penyuluhan kepada pemilik ternak, pemberian disinfektan

serta mengobati hewan yang sakit. Sedangkan untuk pemberian vaksin tahun ini, Diana mengaku belum dilakukan. Dan pihaknya baru akan mengusulkan ke Pemprov Bengkulu.

“Kita sudah diminta pemprov untuk mengusulkan kebutuhan, dan tengah kita sampaikan usulan vaksin tersebut ke Pemprov Bengkulu,” jelasnya. 

Meski penyakit LSD tidak menular kepada manusia, penyakit tersebut dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar. Yakni kerugian berupa kehilangan berat badan karena hewan tidak bernafsu makan, kehilangan produksi susu, kerusakan pada kulit, mandul dan lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: