Gubernur Dukung Penyediaan Koridor Gajah Bentang Alam Seblat
Gubernur Bengkulu, DR drh Rohidin Mersyah MMA bersama Forum KEE dan Dinas LHK dalam pertemuan membahas koridor gajah Seblat-(foto: nur miessuary/bengkuluekspress.disway.id)-
BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Habitat kawasan Gajah Sumatera di Taman Wisata Alam (TWA) Seblat makin terancam karena dikepung HGU Perusahaan dan Perkebunan masyarakat. Hal ini disampaikan Forum Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) saat bertemu Gubernur Bengkulu, Selasa (23/8).
Gubernur Bengkulu, DR drh Rohidin Mersyah MMA usai menggelar pertemuan secara tertutup mengatakan, forum KEE sudah membuat hasil kajian koridor gajah. Ini akan ditindaklanjuti dengan mengundang stakeholder yang tergabung di dalam forum KEE untuk mempercepat proses tersebut.
"Tadi tim sudah membuat dokumen laporan dan kita akan mengundang beberapa pemangku kepentingan dikawasan tersebut terkait kebutuhan habitat yang layak untuk konservasi gajah" ungkap Rohidin, Selasa (23/8).
BACA JUGA:Pertahankan Ketahanan Pangan, Tanam Padi Serentak di Kota Bengkulu
Ia mengatakan, juga terrdapat dua perusahaan yang beraktivitas dalam wilayah dan sekitar Bentang Alam Seblat.
Kedua perusahaan tersebut juga masuk dalam Forum Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Bentang Alam Seblat yang tercantum dalam SK Gubernur No. S497/DLHK 2017 yang terdiri dari PT Alno Agro Utama dan PT Anugrah Pratama Inspirasi.
"Tadi saya sampaikan agar dari Forum KEE dan Dinas LHK untuk meminta 2 perusahaan yang ada disana untuk menyediakan koridor gajah disana dan kita juga mengingatkan masyarakat yang ada dikawasan untuk tidak melakukan perambahan hutan apapun dalihnya," sambung Rohidin.
Di sisi lain, Ketua Kawasan Ekosistem Esensial (KEE), Ali Akbar mengatakan. Bentang Alam Seblat merupakan habitat terakir bagi spesies terancam punah gajah sumatera di Provinsi Bengkulu yang membentang dari kawasan hutan TWA Seblat hingga ke kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Kawasan Bentang Alam Seblat terdapat tiga wilayah habitat Gajah Sumatera yang terdiri dari HP Air Teramang seluas 4.818,00 hektar), HP Air Rami (14.010,00 hektar) dan TWA Seblat (7.732,80 hektar).
Hingga saat ini TWA Seblat berfungsi sebagai Pusat Latihan Gajah Sumatera dalam pengawasan langsung BKSDA Bengkulu-Lampung. Apalagi, saat ini populasi gajah sumatera di Provinsi Bengkulu diperkirakan tersisa sekitar 70 – 150 individu (BKSDA Bengkulu – Lampung).
"Kawasan bentang seblat menjadi kawasan ekologi penting, karena disana jadi habitat gajah dan juga banyak satwa lainnya," jelas Ali.
Dari 6.358,00 terdapat 55,89 persen hektar hutan yang dialih fungsikan telah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit di dalam kawasan hutan Bentang Alam Seblat.
Forum KEE juga telah berupaya melakukan sosialisasi tentang konservasi gajah terhadap 7 desa penyangga Bentang Alam Seblat, kemudian melakukan patroli kolaborasi bersama polisi hutan, dan bahkan melaporkan setiap temuan kasus ilegal loging dan perambahan di dalam kawasan hutan Bentang Alam Seblat ke pihak aparat penegak hukum.
"Memiliki fungsi ekologis sebagai pendukung dan penyelawat wilayah untuk Kabupaten Bengkulu Utara dan Mukomuko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: