CEO Lecture: Sambut Era Electricity, PLN Siapkan Langkah Menuju Perusahaan Energi Masa Depan

CEO Lecture: Sambut Era Electricity, PLN Siapkan Langkah Menuju Perusahaan Energi Masa Depan

pln-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

JAKARTA, BENGKULUEKSPRESS.COM - PT PLN (Persero) terus bertranformasi menjadi perusahaan energi masa depan yang berbasis energi bersih. Belajar dari krisis energi, PLN mengubah tantangan menjadi peluang untuk berkembang. Selain itu, agenda transisi energi global membuat listrik menjadi energi andalan di masa depan.

Dalam CEO Lecture bertajuk The Future Energy is Electricity, We Face It, We Fight For It yang diselenggarakan di Auditorium Kantor Pusat, Selasa (2/8), Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan, PLN memegang peran penting dalam mengadaptasi agenda transisi energi. PLN akan menjadi perusahaan energi kelas dunia dengan mengubah tantangan yang ada saat ini menjadi potensi penguatan perusahaan.

Krisis energi dan perubahan iklim beberapa tahun belakang membutuhkan respons yang cepat. Saat ini produksi minyak nasional hanya 630 ribu barel per hari, padahal kebutuhan harian mencapai 1,5 juta barel. Karena itu transisi energi yang berbasis impor ke domestik mesti dilakukan untuk menghadapi tantangan ini.

BACA JUGA: Cegah Gangguan Listrik, PLN ULP Arga Makmur Pangkas Pohon

"PLN sebagai ujung tombak transisi energi di Tanah Air serta jantung perekonomian nasional, kita mendapatkan dukungan penuh dari Presiden. Dalam transisi energi ini kita tidak boleh membebani keuangan PLN dan APBN. Ini kita tangkap sebagai peluang dalam menjawab tantangan yang kita hadapi saat ini,” ujar Darmawan.

Ia menjelaskan saat ini salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh PLN adalah oversupply. Hingga 2030 mendatang akan ada tambahan kapasitas listrik sebesar 40,6 GW lagi. Namun, ia menjelaskan oversupply ini menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi PLN untuk meningkatkan konsumsi listrik nasional sekaligus menyukseskan proses transisi energi bersih yang berbasis pada sumber daya domestik.

Untuk menjawab krisis multidimensional tersebut, Darmawan memaparkan, strategi PLN akan ditunjang oleh tiga faktor penting, yakni meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, kompor induksi, dan jasa layanan internet.

BACA JUGA:PLN Sukses Konversi 1.000 Kompor LPG ke Kompor Induksi

Dari sisi mendorong ekosistem kendaraan listrik, PLN melakukan penambahan infrastruktur kendaraan listrik seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) maupun Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di Indonesia. Saat ini sudah ada 139 unit SPKLU yang siap memenuhi kebutuhan pengguna kendaraan listrik di seluruh Indonesia. 

Program konversi LPG ke kompor induksi, lanjut Darmawan, selain bisa menjadi solusi menyerap listrik juga dapat mengurangi beban APBN. Dengan harga gas dunia yang sedang tinggi, harga keekonomian LPG mencapai Rp 19.609 per kg. Sementara harga jual eceran yang dipatok pemerintah sebesar Rp 4.250 per kg. Artinya, ini menjadi beban APBN sebesar Rp 15.359 per kg.

"Dengan program konversi kompor ke 15 juta pelanggan penerima manfaat selain bisa menyerap listrik juga bisa menyeimbangkan Current Account Defisit (CAD) negara," tambah Darmawan.

Melalui upaya menjawab tantangan tersebut, Darmawan menjelaskan dari sisi penambahan konsumsi listrik nasional dengan agenda kendaraan listrik dan kompor induksi tersebut diprediksi bisa mencapai 16,4 GWh pada 2024 mendatang. Dengan pertumbuhan konsumsi listrik tersebut, PLN bisa mengantongi tambahan pendapatan yang mampu menambah kuat posisi keuangan PLN. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: