Positif, Kreatif, dan Aman Dalam Berinternet

Positif, Kreatif, dan Aman Dalam Berinternet

\"\" BENGKULU, Bengkuluekspress.com - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan literasi digital, pentingnya kegiatan positif, kreatif, dan aman dalam berinternet. Hal itu dikatakan Aktivis dan Seniman Melani Soebono, Jumat (16/7) Dalam pemaparannya, Melanie menjelaskan berdamai dengan digital merupakan syarat untuk menguasai digital. Manusia harus pintar dalam memanfaatkan dunia digital. \"Terdapat konten positif dan negatif yang ada di media sosial. Semua tergantung pada seseorang ingin mengakses konten negatif maupun positif,\" katanya. Maka, lanjut Melanie, peran orang tua sangat penting untuk mengontrol apa yang sedang diakses oleh anak di media sosial. Konten negatif yang terdapat pada media sosial berupa hoax dan misleading. \"Untuk berita hoax dapat dicegah dengan cara mencari informasi yang valid di internet maupun melaporkannya di turn back hoax,\" ungkapnya. Terkadang, sambungnya, terdapat beberapa orang tua yang enggan repot untuk menghadapi teknologi digital. Namun sebagai anak harus sadar dengan memanfaatkan media sosial untuk konten yang positif karena, jejak digital tidak bisa hilang selamanya. Sementara itu, Psikolog Klinis Diana Zumrotus Sa’adah, M.Psi., menjelaskan adiksi internet merupakan penggunaan internet yang bersifat patologis. \"Dimana ditandai dengan ketidakmampuan individu untuk menggunakan waktu dalam menggunakan internet dan merasa dunia maya lebih menarik daripada kehidupan dalam dunia nyata,\" ujarnya. Menurut studi yang dilakukan oleh Associated Chambers of Commerceand Industry of India (ASSOCHAM), anak muda dengan rentang usia 12 sampai 35 tahun di 10 kota, ditemukan fakta bahwa lebih dari 70 persen memilih menggunakan gawai dengan durasi menatap layar lebih dari 12 jam. Nomophobia merupakan perasaan mulai cemas ketika tidak memiliki paket, tidak memiliki pulsa, baterai gawai mulai habis, dan gawai tertinggal. \"Mengatasi nomophobia dapat dilakukan dengan cara ambil jarak dengan gawai, batasi diri dengan melakukan perhatian ketika melakukan kegiatan lain, serta cari aktivitas lain yang tidak perlu menggunakan gawai,\" tutupnya. (HBN)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: