Upload Video Hoax, Pelajar BS Minta Maaf

Upload Video Hoax, Pelajar BS Minta Maaf

KOTA MANNA, bengkuluekspress.com - Salah seorang pelajar SMA sederajat di BS, Fh (16), yang tinggal di Kecamatan Pasar Manna, harus berurusan dengan polisi. Ini setelah ia mengupload video dan menyebarkan informasi hoax melalui media sosial facebook. Setelah diperiksa polisi, Fh akhirnya minta maaf karena kesalahannya tersebut.

Sebelumnya Fh pada 17 Juni 2021 lalu mengunggah video di akun FB-nya. Video tersebut bernuansa kebohongan dan meresahkan. Dalam video tersebut menunjukan seorang laki laki yang badannya penuh dengan luka melepuh, dan di video tersebut ditambahkan tulisan bahwa luka yang di alami laki-laki tersebut akibat efek samping dari vaksinasi.

Akibat postingan itu, Minggu malam kemarin, dirinya dijemput di rumahnya oleh anggota Satreskrim Polres BS untuk kemudian dimintai keterangan. Di hadapan penyidik, Fh mengaku bahwa video tersebut diperolehnya dari akun Tik Tok. Namun Fh tidak tahu dan tidak kenal dengan pemilik akun Tik Tok tersebut.

Kapolres BS, AKBP Deddy Nata SIK melalui Kasat Reskrim, Iptu Gajendra Harbiandri Strk SIK MH membenarkan telah memintai keterangan kepada Fh, atas video yang diunggahnya itu. Gajendra mengaku apa yang dilakukan oleh Fh melanggar undang-undang Tindak Pidana ITE. Selain itu video tersebut meresahkan warga.  Sebab saat ini pemerintah sedang menggalakan vaksinasi Covid-19.

Dengan adanya video hoax tersebut, dikhawatirkan akan mempengaruhi warga, sehingga mereka tidak mau divaksin. Untuk itu, atas ulahnya itu, Fh diwajibkan membuat video permintaan maaf kepada seluruh tenaga medis atau kesehatan dan masyarakat Bengkulu Selatan. Terlebih lagi saat ini para Vaksinator sudah bekerja setiap hari. Namun masih ada yang menyebarkan informasi hoax atas kinerja mereka.

\"Fh ini kita wajibkan membuat video permintaan maaf, jika video yang diupload nya itu hoax,\" ujarnya.

Atas kejadian yang dialami Fh ini, Gajendra mengimbau warga agar tidak langsung meng-upload informasi yang didapatnya. Namun telusuri dahulu kebenarannya. Sebab dikhawatirkan informasi yang disebarkan hoax dan meresahkan warga.

\"Adanya kejadian ini menjadi pelajaran bagi warga agar tidak meng-upload video atau informasi yang tidak jelas kebenarannya,,\" terang Gajendra. (369)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: