Dapatkah Vitamin D Mencegah Terpapar Covid-19

Dapatkah Vitamin D Mencegah Terpapar Covid-19

\"\" Oleh : Andanu Bima Saputra, S.Gz Pandemi Covid-19 telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia di seluruh dunia. Masih tingginya angka kematian dan terus meningkatnya jumlah kasus baru, merupakan realitas yang tidak dapat disangkal. Situasi darurat ini pun menuntut diberlakukannya Normalitas Baru (New-Normal), sebagai bentuk penyesuaian dalam kegiatan sehari-hari. Sejumlah besar himbauan secara lisan maupun tulisan juga telah disampaikan kepada masyarakat agar penularan dan perkembangbiakan virus tidak terus terjadi. Berbagai kebijakan seperti work from home, physical distancing, lockdown, hingga penerapan gaya hidup sehat terus digalakkan di semua tingkatan sosial. Berdasarkan laporan dari organisasi kesehatan dunia WHO, virus corona akan lebih mudah menyerang kelompok rentan yaitu lansia, orang yang disertai dengan penyakit kronis, atau mereka yang memiliki system kekebalan atau imunitas tubuh yang lemah. Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan virus corona, sehingga langkah terbaik adalah melakukan pencegahan salah satunya adalah dengan meningkatkan imunitas tubuh. Untuk meningkatkan imunitas tubuh dapat dilakukan banyak hal diantaranya vaksinasi, menjaga gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan aktifitas fisik, istirahat yang cukup, hingga mengelola stress. Vitamin D selain memerankan fungsi klasiknya dalam metabolisme kalsium untuk kesehatan tulang, vitamin D juga berperan penting untuk system imun. Menurut studi eksperimen dari Prietl, dkk tahun 2013 yang berjudul Vitamin D and Immune Function vitamin D memiliki sifat anti inflamasi dan imunoregulasi. Vitamin D adalah vitamin larut lemak yang berperan penting untuk kesehatan tubuh. Vitamin D sering disebut sebagai Vitamin Matahari karena vitamin D dapat disintesis oleh kulit dengan bantuan radiasi Ultraviolet B yang diperoleh saat terpapar sinar matahari. Selain dari sinar matahari vitamin D juga dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi atau suplemen. Makanan tinggi vitamin D diantaranya adalah minyak ikan dan jamur. Paparan sinar matahari merupakan sumber vitamin D yang paling utama diperkirakan sekitar 90% hingga 95% kebutuhan vitamin D berasal dari paparan sinar matahari. Tersedianya paparan sinar matahari yang cukup memungkinkan produksi vitamin D yang memadai. Negara Indonesia berada pada kawasan katulistiwa antara 6LU-11LS dan dari 95BT-141BT. Karena terletak pada daerah katulistiwa, wilayah Indonesia banyak menerima sinar matahari dengan sinar matahari terjadi sepanjang tahun. Dengan melimpahnya sinar matahari di wilayah Indonesia sebagai sumber utama vitamin D diharapkan masyarakat Indonesia tidak mengalami defisiensi vitamin D. Sekarang yang menjadi pertanyaan berapakah kebutuhan Vitamin D kita sehari? Serta kapan dan berapa lama diperlukan paparan sinar matahari untuk memenuhi kebutuhan tersebut? Berdasarkan rekomendasi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan, kebutuhan harian vitamin D untuk wanita maupun pria dewasa adalah 15 mikrogram atau setara dengan 600 IU. Sedangkan lansia disarankan untuk mencukupi vitamin D harian sebanyak 20 mikrogram atau setara dengan 800 IU. Sebagian besar masyarakat mengetahui bahwa waktu untuk berjemur adalah dipagi hari sekitar pukul 7-9 pagi sedangkan suatu studi tentang Vitamin D pada tahun 2016 menyebutkan bahwa waktu optimal untuk mendapatkan efek positif dari paparan sinar matahari adalah periode pertengahan hari, bukan di sore atau pagi hari karena saat sore hari intensitas ultraviolet A lebih tinggi dari ultraviolet B. Sejalan dengan hal tersebut penelitian lainnya menemukan bahwa paparan sinar matahari pada area tangan dan kaki selama 1015 menit sehari antara pukul sepuluh pagi sampai tiga sore dapat memproduksi vitamin D yang dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan vitamin D seseorang. Hal tersebut terjadi karena pagi hari sebelum pukul sepuluh dan setelah pukul tiga sore titik puncak matahari lebih miring yang mengakibatkan sedikitnya vitamin D yang diproduksi di kulit. Mudah sekali bukan untuk mendapatkan vitamin D yang sangat penting untuk daya tahan tubuh. Jadi, mulai sekarang perlu kiranya untuk memenuhi kebutuhan vitamin D kita dengan berjemur diwaktu yang direkomendasikan agar tubuh kita tidak mengalami defisiensi, sehingga system imun kita terjaga dan dapat mencegah dari terpapar penyakit infeksi termasuk virus corona. Penulis : Andanu Bima Saputra, S.Gz Mahasiswa Program StudinProfesi Dietisien Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: