Penjual Sarapan Pagi di Kota Bengkulu Mengeluh Sepi Sejak Pandemi Covid-19

Penjual Sarapan Pagi di Kota Bengkulu Mengeluh Sepi Sejak Pandemi Covid-19

BENGKULU, BE - Dampak dari pandemi Covid-19 banyak sekali mempengaruhi kehidupan, terutama dari segi perekonomian. Yani (48), salah seorang penjual sarapan pagi di Jalan Kuala Lempuing, Kecamatan Lempuing tak jauh dari SMAN 01 Kota Bengkulu merupakan salah satu yang terdampak wabah Covid. Ia mengeluh dagangannya sepi pembeli sejak pandemi covid-19 masuk ke Bengkulu. “Semenjak Covid pendapatan saya menurun sekitar setengah dari biasa, biasanya jual beli saya sekitar Rp 250 ribuan perhari. Tapi kalau sekarang paling sekitar 100 ribu,” ujar Yani, Selasa (9/2). Yani berjualan sudah dari 2014 atau sekitar 7 tahun lalu. Ia berjualan mulai dari jam 6 pagi hingga jam 12 siang di teras rumahnya. Sebelum pandemi Covid-19 banyak dagangan yang ia jual, namun kini terpaksa ia kurangi. “Sebelum covid saya jualan lontong, mie bihun, gorengan, bubur kacang hijau, pempek. Tapi kalau sekarang tinggal lontong, mie bihun sama gorengan aja. Itupun jualan saya sering bersisa,” ujarnya. Yani juga mengatakan sudah hampir 2 minggu dagangannya benar-benar sepi pembeli. Sehari ia hanya mendapatkan sekitar Rp 50 ribu bahkan pernah hanya Rp 30 ribu, itu pun tak cukup untuk dijadikan modal berjualan besoknya. “Kalau segitu tidak cukup kalau untuk dipakai jadi modal lagi, jadi saya harus menambahkan modal dari uang yang saya tabung sebelumnya. Makanannya kalau tidak habis saya bagikan ke tetangga, tidak bisa saya jual lagi untuk besok,” ujarnya. Untuk harga dagangannya hanya dibandrol senilai Rp 5 ribu per porsi. Kecuali gorengan, itu hanya Rp 1000 perbuah. Meski pandemi dan sepi pembeli, untuk rasa dagangannya tak pernah berubah. Karena ia tak mengurangi sedikitpun bahan yang ia gunakan untuk memasak dagangnnya. Sehingga rasa jualannya tetap enak seperti saat sebelum pandemi. “Saya sangat berharap covid ini cepat selesai, sehingga jualan saya bisa habis terus. Jadi uang nya bisa tabung lagi untuk keperluan kedepan. Kalau keadaan kayak gini ya uang nya engga bisa di tabung, kadang harus ngeluarkan modal. Walapun dapat juga paling untuk di gunakan biaya sehari-hari,” harapannya.(MG10)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: