Mirisnya SD Trans Batu Ampar Bengkulu Selatan yang Tak Punya Gedung, Manfaatkan Gudang Medis untuk Belajar

Mirisnya SD Trans Batu Ampar Bengkulu Selatan yang Tak Punya Gedung, Manfaatkan Gudang Medis untuk Belajar

 SEKOLAH Dasar  Trans Batu Ampar merupakan sekolah  yang baru berdiri Januari 2019 lalu. Hanya saja karena tidak memiliki gedung sekolah, SD yang menginduk ke SDN 68 Bengkulu Selatan (BS) di Desa Batu Ampar ini memakai gudang medis atau gedung untuk pelayanan kesehatan. SD Trans Batu Ampar ini terletak di lokasi transmigrasi Desa Batu Ampar, Kedurang. Lokasi trans ini berjarak 2,5 km dari Desa Batu Ampar atau jalan raya. Kondisi jalannya masih sangat memprihatinkan, sebab masih tanah dan bebatuan. Jarak tempuh selama 30 menit dengan kendaraan. Di lokasi trans ini dihuni 25 Kepala Keluarga warga trans dengan rincian 10 KK warga lokal dan 15 KK warga pendatang. Trans Batu Ampar memiliki penduduk 93 jiwa. Di lokasi trans ini ada anak-anak usia sekolah. Mengingat tidak ada gedung sekolah, sedangkan di lokasi trans ada gedung medis. Namun bekum difungsikan, sehingga mereka terpaksa menggunakan gedung medis tersebut sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. \" Di SD Trans ini ada 12 siswa, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6, kami tidak punya gedung, untuk belajar kami memakai gedung medis,\" kata Anisti, salah satu tenaga pengajar di SD tersebut. Dijelaskan Anisti, saat ini murid jelas 1 SD ada 2 orang, kelas 2 ada 3 orang, kelas 3 ada 1 orang, kelas 4 ada 1 orang, kelas 5 ada 2 orang dan kelas 6 ada 3 orang. Selain tidak punya gedung sendiri, untuk pembelian alat tulis kantor (atk) dan untuk alat pendukung kegiatan belajar lainnya, tidak ada biaya dari pemerintah. \"Untuk pembelian ATK, uang kami pribadi,\" imbuhnya. Ditambahkan Ike Dahlia, untuk tenaga guru yang mengajar, saat ini ada 4 orang yakni 2 guru dari honorer lokal dan 2 lagi dari warga transmigrasi. Dijelaskan Ike, mengingat siswanya hanya 12 orang, ke-4 tenaga pendidik ini tidak mendapatkan insentif dari sekolah. Beruntung ada tunjangan dari dinas transmigrasi. Sehingga dari tunjangan tersebut sebagian disisihkan untuk pembelian kebutuhan sekolah. \" Tahun ini ada 3 anak kami yang akan ujian nasional, untuk lokasi ujian terpaksa menginduk ke SDN 68,\" bebernya. Dengan kondisi sekolah yang tidak punya gedung, bahkan SD ini juga tidak menikmati dana operasional sekolah (BOS), Ike dan Anisti berharap Pemda BS dapat membangunkan sekolah bagi SD Trans Batu Ampar, agar SD ini bisa memiliki gedung sendiri, serta dapat menyediakan BOS bagi sekolah ini, agar ke depan untuk pembelian ATK dan keperluan sekolah tidak lagi para guru patungan menggunakan dana pribadi. \"Kami sangat berharap bisa memiliki gedung sendiri dan sekolah kami bisa menerima dana BOS,\" harap Ike diamini Anisti. (asri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: