Makin Banyak Perempuan Nongkrong di Kedai Kopi
PUSAT perbelanjaan tidak sekadar tempat cuci mata. Umumnya, mal juga menjadi meeting point yang mudah dijangkau siapa pun. Termasuk, perempuan. Itu pula yang terlihat di Surabaya Town Square (Sutos). Di salah satu kedai kopi premium, ada empat perempuan yang berbincang hangat. Mereka adalah Vina Ajinata, Ade Asria Radiany, Stephanie, dan Pamela.
\"Ternyata, saya kenal dengan teman-teman Asri ini. Sama-sama teman nongkrong juga,\" terang Stephanie menjelaskan topik obrolannya waktu itu.
Vina, 27, mengatakan, dirinya memang suka sekali nongkrong di kedai kopi. \"Seminggu bisa dua sampai tiga kali. Seperti saat ini. Kemarin saya juga ngopi di sini juga, sekarang nongkrong di sini lagi,\" ungkapnya. Asri mengangguk setuju dengan pernyataan sahabatnya tersebut. \"Saya juga begitu. Bisa after work maupun weekend. Ya, nongkrong dan ngobrol sama teman-teman,\" tegasnya.
Lain halnya dengan Stephanie. Perempuan 26 tahun itu malah setiap hari nongkrong di kedai kopi. Kebetulan dia bekerja sebagai broker forex (foreign exchange) yang berkantor di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota ini.
Ketika ditanya lamanya waktu tiap kali kongko, Asri menjawab tidak tentu. \"Minimal tiga jam. Satu jam untuk minum, sejam lagi makan. Sejam berikutnya dipakai untuk mengobrol,\" jelasnya. Durasi minimal tersebut berlaku ketika weekdays.
Namun, saat weekend mereka bisa hang out berjam-jam. Bahkan, tak jarang mereka ditegur hingga diusir secara halus karena tidak segera meninggalkan kedai kopi yang sudah waktunya tutup.
Asri, 25, selaku owner STIE Mahardika menyebut, banyak hal yang menjadi topik pembicaraan. Terutama, hal-hal yang enteng dan menyenangkan. Misalnya, makanan, tempat makan baru yang enak, atau pengalaman sepulang travelling ke luar kota dan negara lain. Mereka pantang bicara soal masalah pekerjaan, apalagi asmara. Stephanie yang juga seorang fotografer sering membicarakan bisnis dengan kliennya di kedai kopi.
Kebiasaan nongkrong di kedai kopi premium juga dilakukan perempuan yang sudah berkeluarga. Sylvia Mutiara, misalnya. Perempuan 41 tahun itu addict terhadap kopi.Pemilik sekolah diving menyukai black coffee. Perempuan yang aktif di Rotary Club Kaliasin dan Yayasan Seribu Cinta itu juga sering nongkrong bersama suaminya, Yoshi Widyo Surjoso. Yoshi selalu pesan cappuccino, sedangkan dia memesan black coffee. \"Saat serving, selalu kebalik,\" ucapnya. (ai/c9/nda/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: