Matahari Handycraft, Hobi yang Jadi Bisnis dengan Omzet Rp 40 Jutaan Perbulan

Matahari Handycraft, Hobi yang Jadi Bisnis dengan Omzet Rp 40 Jutaan Perbulan

BENGKULU, bengkuluekspress.com – Hobi bisa menjadi awal merintis bisnis. Banyak yang berhasil menjadikan hobi, jadi bisnis prospektif jika ditekuni dengan benar. Salah satunya Lidiya SP, yang berhasil menjadikan hobi sebagai bisnis dengan omset Rp 40 jutaan perbulan.

Alumni mahasiswi Universitas Bengkulu, Fakultas Pertanian Program Studi Ilmu Tanah ini, berhasil merintis bisnis kerajinan tangan dengan bermodal awal, Rp 300 ribu.

“Awalnya, hanya mengembangkan hobi membuat kerajinan tangan. Seperti kalung, gelang, dan bros, terus kita lihat pemasaran kerajinan di Marketplace Kota Bengkulu masih sangat kurang. Jadi dari dasar itu, saya membuat kerajinan ini untuk dipasarkan di media online,” ujar Lidiya, selaku pemilik Matahari Handycraft, saat ditemui Bengkulu Ekspress di rumahnya, Senin (03/02).

Kerajinan tangan yang dibuat Lidiya ini, berasal dari bahan yang cukup mudah ditemukan. Bahan tersebut seperti, kawat tembaga khusus aksesores, batu agute, serta mutiara air tawar. Dari semua bahan tersebut, dirangkai menjadi suatu hasil kerajinan berupa gelang, kalung serta bros.

Barang kerajinan ini, diproduksi langsung di kediaman Lidiya, yang beralamat di Jalan Pancurmas Perumahan Dewa Kencana Kelurahan Sukarami Kota Bengkulu. Setalah diproduksi, hasil karya kerajinan tangan tersebut, dipasarkan di media online seperti, Marketplace, Shopee, dan Instagram.

“Ya, kita produksi disini, setelah itu kita pasarkan di media online. Seperti Marketplace, Shopee dan Instagram. Selain itu, kita langsung kirim ke luar kota, dengan rata-rata sehari mengirimkan barang ke 10 sampai 12 kota. diantaranya, Makasar, Medan, Jakarta, Bali, serta Lampung,” tambah Lidiya.

Hasil kerajinan tersebut, rata-rata dipesan langsung oleh toko-toko besar, yang berada di luar Kota Bengkulu, untuk kembali dipasarkan di masing-masing kota tersebut. Untuk harga setiap kerajinan tersebut, memiliki variasi yang berbeda.

Seperti bross dari harga Rp 10 ribu sampai Rp 250 ribu, gelang dari harga Rp 200 ribu sampai dengan Rp 1 jutaaan, dan kalung dari harga Rp 250 sampai dengan Rp 1,5 jutaan. Harga tersebut relatif berubah, sesuai dengan kualitas barang yang dipesan oleh konsumen. Menurutnya, barang tersebut dijual mahal, lantaran kesulitan dalam hal pembuatan.

“Kalau harga, yang paling murah itu, dari Rp 10 ribu sampai dengan harga Rp 1,5 jutaan, sesuai dengan kualitas barang yang dipesan konsumen. Jadi harga tersebut relatif berubah, bisa murah dan bisa mahal. Kita menjual dengan harga yang mahal, lantaran proses pembuatanya yang agak rumit. Karena disitu, ada nilai seninya, jadi tidak semua orang bisa, makanya kita jual dengan harga yang mahal,” ujar istri dari pengacara kondang di Kota Bengkulu, Bendra Wardana SH ini.

Selain itu, Lidiya berharap masyarakat Kota Bengkulu, bisa mengembangkan kreativitas yang dimilikinya, melalui kerajinan seperti yang ditekuninya. “Saya berharap masyarakat kota Bengkulu bisa berkreasi menyalurkan kemampuan yang dimilikinya, sesuai hobinya masing-masing. Agar bisa membuat seni kreasi yang dapat dipasarkan di dunia bisnis,” demikian ujar ibu dari dua orang puteri ini.

Saat ini, Matahari Handycraf, memiliki 4 orang karyawan yang aktif, dalam membuat produksi kerajinan tangan tersebut. Hampir semua karyawan tersebut, telah berkarya selama 7 tahun terakhir. Mereka mengaku senang bisa menjadi karyawan di Matahari Handycraf. Salah satunya diungkapkan Evi Elnira Sirain.

“Senang, karena memang saya hobi membuat kerajianan seperti ini, jadi kita bisa berkarya sesuai dengan yang kita sukai,” ujar Evi Elnira Sirain, salah satu karyawan di Matahari Handycraf.(MG7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: