19 Tahun Dikubur tak Membusuk
Reporter:
Rajman Azhar|
Editor:
Rajman Azhar|
Sabtu 16-02-2013,12:02 WIB
BOGOR - Pembongkaran makam di TPU Kampung Bubulak, Desa Laladon RT 1/09, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, membuat heboh warga. Betapa tidak, jenazah Triyani bin Kartomulyo yang meninggal 19 tahun silam, ditemukan dalam keadaan utuh.
Kondisi ini diketahui keluarga, saat jenazah akan dipindahkan ke lokasi TPU lain, kemarin. Pihak keluarga menggali makam dan melihat kain kafan dan tubuh yang utuh. Kafan masih terikat, dan tak ada bau menyengat dari tubuh almarhum yang meninggal di usia 52 tahun, pada Juni 1994 silam.
“Rencananya memang mau dipindahkan daripada makamnya rusak,” aku anak sulung almarhum, Nanang Arianto (49).
Alasan keluarga membongkar makam karena kondisi TPU yang kian mengkhawatirkan. Akibat tergerus aliran Sungai Ciapus, beberapa makam hanyut dan rusak. Sebab itu, sebagian ahli waris memindahkan makam keluarganya.
“Kalau airnya meluap, bisa-bisa jenazahnya hanyut. Makanya sebelum makam ibu saya ikut ambrol, kita sepakat pindahin ke Purwodadi,” kata Nanang.
Jenazah almarhum kini disemayamkan di rumah anak keduanya, Teguh, di Perumahan Taman Pagelaran, Ciomas, Bogor. Jenazah dibaringkan di atas tikar plastik. Tampak kain kafannya memudar dan bercampur tanah.
Oleh anak-anak almarhum, jenazah Triyani kemudian dibawa menggunakan mobil ke rumahnya Teguh (48) di Perumahan Taman Pagelaran, Blok D3 RT 1/11, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
Nanang menuturkan, 19 tahun lalu, sang ibu yang sebelumnya tinggal di Desa Purwosari, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Purworedjo, Jawa Tangah itu jatuh sakit kemudian meninggal. Karena terlalu jauh jika dimakamkan di kampung halamannya, Triyani dimakamkan di TPU Kampung Bubulak agar dekat dengan anak-anaknya.
Hampir 20 tahun berlalu, seluruh anak almarhum kemudian sepakat memindahkan jenazah ibunya ke kampung halaman di Purwodadi.
“Pemindahan makam ibu juga karena lokasi makam sebagiannya sudah mulai tergerus aliran kali Ciapus. Posisi air kali tinggal 80 sentimeter lagi kena ke makam ibu. Makanya daripada kebawa air, kita sepakat memindahkannya,” kata Nanang.
Nanang pun terkejut, saat mengetahui tubuh ibunya masih nampak utuh kendati sudah dimakamkan sejak hampir 19 tahun.
“Walau tubuh ibu saya sudah menyusut, tapi saat dibopong tulang-tulangnya masih menempel. Saya tidak tahu fenomena dengan kejadian ini. Tapi, mungkin karena amal baik beliau semasa hidupnya. Ibu saya dulu berjualan sayuran matang, dan suka membagikan dagangannya ke orang-orang yang membutuhkan,” terangnya.
(sdk)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: