Kurangi Impor, Pamerkan Teknologi
Gelar TTG Resmi Dibuka Menteri Desa dan PDTT
BENGKULU, Bengkulu Ekspress– Gelar teknologi tepat guna (TTG) nasional ke-XXI di Bumi Rafflesia resmi dibuka oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo. Dalam kesempatan itu Mendes PDTT menegaskan, pameran teknologi yang diciptakan masyarakat desa itu sebagai upaya mengurangi impor teknologi dari luar negari.
“Ditengah ekspor kita yang semakin susah, untuk mempertahankan konsumsi kita, takutnya impor akan naik. TTG ini untuk menciptakan produk-produk yang bisa menjadi pengganti impor kita,” terang Eko kepada BE, usai membuka gelar TTG nasional ke-XXI di Lapangan Sport Center Pantai Panjang Bengkulu, kemarin (22/9).
Di stand-stand TTG yang diisi dari berbagai provinsi dan kabupaten yang ada di Indonesia, semua menampilkan teknologi baru yang diciptakan sendiri. Mulai dari pemotong buah, alat produksi arang dari sampah, alat penggiling padi sederhana, robot mitigasi, pengelolahan limbah plastik jadi paving blok, alat produksi minyak nabati hingga teknologi lainnya yang dibuat anak negeri.
Eko menegaskan, setelah TTG ini digelar selama 5 hari, akan bertambah lagi produk baru buatan Indonesia. “Walapun belum sempurna benar, kalau belum mulai kita coba siapa lagi,” tuturnya. Di Provinsi Bengkulu, lanjut Eko, sudah mulai menggunakan produk anak negeri dengan membeli mobil Esemka sebanyak 12 unit. Bahkan komitmen itu ditandatangani bersama untuk semua bupati/walikota membeli mobil Esemka. “Kedepan, BUMDes juga bisa menjadi tempat perawatan mobil Esemka,” tambah Eko.
Ditegaskannya, berkembangnya revolusi industri 4.0 (four point zero) itu harus bisa dijalakan oleh semua masyarakat. Sekalipun masyarakat tersebut dari latar belakang pendidikan rendah. Sehingga hal yang sulit bisa dipermudah dengan kemajuan teknologi. “Bagaimana kedepan penggiat four point zero itu membuat aplikasi, sehingga masyarakat desa yang tidak siappun, menjadi siap dan merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Sementara itu, terkait Dana Desa (DD) tahun ini sudah meningkat 2 kali lipat dari tahun sebelumnya. Dari triliun 257 triliun menjadi Rp 400 triliun. Kenaikan yang cukup signifikan itu untuk mendorong agar ekonomi desa lebih baik. Hasilnya jika selama ini tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan sudah turun signifikan dibanding dengan daerah perkotaan. “Tahun depan angka ini bisa lebih signifikan lagi,” tutur Eko.
Pemerintah lanjut Eko, sangat menyadari pertumbuhan ekonomi itu harus berimbang dengan kesenjangan sosial. DD menjadi solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut. Bahkan saat ini sudah, program DD itu bakal menjadi contoh untuk negara lain di dunia. “Kepada kepala daerah, tolong dibantu agar DD ini berjalan dengan baik,” ungkap Eko.
Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah mengatakan, galar TTG ini bisa menjadi wadah tukar informasi dan inovasi, agar teknologi terbarukan yang diciptakan langsung dari masyarakat itu bisa berkembang. “Ada wadah untuk saling berbagi informasi di event yang digelar ini,” ungkap Rohidin.
Disisi lain, pembelian mobil Esemka yang ditandai dengan tandatangan MoU bersama bupati/walikota di Bengkulu itu menjadi upaya agar daerah lain bisa mencontoh untuk membeli produk dalam negeri. “Siapa lagi kalau tidak dimulai dari kita, untuk bangga menggunakan mobil ciptaan anak negeri,” terangnya.
Meski demikian, Rohidin berharap dalam pembeliannya nantinya bisa dipermudah dengan memasukan ke e-Katalog. “Kedepan pembeliannya bisa simpel dan mudah,” tuturnya.Disisi lain, Bupati Rejang Lebong, H Ahmad Hijazi SH Msi mengatakan, Mobil Esemka yang sudah dibeli satu unit itu akan diuji coba terlebih dahulu selama 6 bulan. Jika memang dalam uji coba itu alat-alat kendaraan mudah didapatkan dan tidak mudah rusak, maka akan ada pengembangan pembelian.“Kita coba dulu selama 6 bulan. Nanti kita kembangkan,” papar Hijazi.
Jika memang mobil tersebut sangat layak, maka tidak menutup kemungkinan, Pemda Rejang Lebong akan membeli secara massal mobil Esemka tersebut. Terkhususnya untuk digunakan sebagai mobil dinas kepala OPD dan Bupati serta pimpinan dewan sekalipun. “Minimal nanti, pejabat kita yang kita suruh beli untuk dijadikan mobil dinas,” tutupnya. (151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: