Pemda Wacana ‘Jual’ PDAM
KEPAHIANG, Bengkulu Ekspress – \'\'Penyakit\'\' kronis yang menggerogoti tubuh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alami sudah tidak bisa ditangani. Sebab, penyertaan modal kepada perusahaan milik daerah sudah tidak dimungkinkan, karena dana daerah yang tertanam didalam PDAM sudah mencapai Rp 23 miliar tanpa ada hasil yang diperoleh. Dengan kondisi ini Pemda berniat dan mewacanakan \'menjual\' saja PDAM ke pihak lain dalam arti menyerahkan pengelolaan PDAM ke pihak ketiga atau perusahaan swasta.
Bupati Kepahiang Dr Ir Hidayatullah Sjahid MM IPU mengatakan, kondisi di dalam PDAM Tirta Alami sangat tidak sehat. Baik dari kinerja pengelolaan PDAM, kondisi keuangan perusahaan dan managemen perusahaan sehingga tidak memberikan peluang untuk disuntik dana segar kembali dari APBD.
“Kondisinya sudah tidak sehat, ada saran dari DPRD agar menggandeng pihak swasta atau pengusaha untuk mengelola PDAM. Nah saran itu kita dengar dan akan dicarikan caranya untuk menyelamatkan PDAM,” tegas Bupati.
Menurutnya, secepatnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepahiang dan jajaran terkait melaksanakan pembahasan bersama untuk mencari langkah tepat dalam mengelola PDAM Tirta Alami. “Dalam waktu dekat, secara khusus kami akan membahas secara komprehensif pengelolaan PDAM Tirta Alami, khususnya upaya strategis untuk menyehatkan perusahaan,” kata Bupati.
Adapun beberapa opsi yang jadi pertimbangan eksekutif untuk menyelamatkan PDAM Tirta Alami, diantaranya opsi penyertaan modal, prioritas penanganan sarana sumber air, serapan distribusi, pembehaahan aset dan managemen sumber daya. “Sekarang memang sudah ada aturannya, namannya KPBU, yakni Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha. Ini yang tengah kita jajaki,” ucap Bupati.
Bupatii bakal mengundang berbagai investor luar untuk mengelola PDAM Tirta Alami, sehingga pengelolaan sepenuhnya diserahkan kepada badan usaha ataupun pengusaha lainnya. “Ya kita akan tawarkan ke pihak ketiga untuk mengelola, seperti PDAM Jakarta Palija itu dikelola dari pengusaha Perancis. Nah, kita ke Jakarta akan menawarkan itu siapa yang mau mengelola,” sebutnya.
Ditegaskannya, dalam proses penyelamatan PDAM pemerintah tidak memikirkan PAD terlebih dahulu. Karena, yang terpenting air PDAM bisa mengalir terlebih dahulu sehingga pelanggan bisa mendapatkan haknya secara baik. “Kalau air mengalir maka masyarakat akan mau membayar. Kalau sekarang pam mati bagimana mau mereka bayar,” tegasnya.
Bupati menegaskan jika PDAM Tirta Alami memiliki hutang ke Koperasi di Jakarta dengan nominal angka sebelumnya mencapai Rp 3 miliar dan sudah dilakukan pembayaran secara dicicil. (320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: