Kurma Mengandung Formalin Dijual Bebas

Kurma Mengandung Formalin Dijual Bebas

BINTUHAN, Bengkulu Ekspress- Masyarakat Kabupaten Kaur diminta untuk lebh waspada lagi dengan makanan menu buka puasa, khususnya buah kurma. Sebab dari hasil pengecekan yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Bengkulu, ditemukan kandungan formalin dalam kurma yang dijual dan dipasarkan di Kabupaten Kaur. Hasil ini terungkap setelah DKP Provinsi Bengkulu bersama dengan DKP Kaur melakukan pengambilan sample pada Senin (13/5) di salah satu pasar terbesar di Kabupaten Kaur.

“Ya dari hasil pengecekan sample memang ditemukan ada kandungan formalin pada kurma siap santap,” kata Kepala DKP Kaur, Wardiman MM kepada Bengkulu Ekspress kemarin (15/5).

Dikatakan Wardiman, selain kurma, beberapa makanan yang sering dikonsumsi langsung oleh warga juga diperiksa petugas. Antara lain buah Anggur, Apel Merah, Apel Putih, Pir, termasuk kandungan uji zat pemutih pada beras. Namun dari berbagai sample yang dilakukan uji itu, hanya kurma yang positif mengandung formalin. Sedangkan yang lain negatif.  “Yang melakukan pemeriksaan DKP provinsi, dalam hal ini kita hanya memfasilitasi saja,” ujarnya.

Lanjutnya, khusus untuk kurma yang mengandung formalin, ditemukan dalam kurma yang dijual bebas tanpa kemasan yang baik. Sehingga diyakini untuk mengawetkan kurma itu, dari pengiriman awal dilakukan pencampuran formalin sebagai formula untuk pengawetan kurma yang akan dijual. Meski begitu, hingga kemarin belum ada tindak penyitaan atau yang lainnya.

“Hasil temuan dengan menggunakan alat tes ini akan diserahkan ke BPOM Bengkulu untuk ditindaklanjuti,” ujarnya.

Dikatakannya tim penguji yakni Kepala DKP Provinsi Bengkulu Ir Yenita Syaiful MSi, beberapa tim DKP lain yakni Ir Yusmani, Darusman SP, dan tim penguji lainnya. Tim yang bekerja dalam pengawasan pangan itu juga melakukan pengecekan kepada sayur mayur mulai dari kacang panjang, kacang buncis, tomat, timun, cabe besar, sawi, daun bawang dan wortel.

“Untuk sayur mayur ada beberapa yang positif mengandung pestisida atau pembasmi hama, namun menurut saya ini tidak terlalu bahaya karna sayurannya belum siap saji perlu dimasak dan dicuci, sehingga pestisida akan larut,” katanya.

Menyikapi hal ini, ia mengimbau kepada masyarakat untuk dapat mencuci bersih bersih sayur mayur sebelum dimasak, sehingga kandungan pestisida dapat hilang dan aman dikonsumsi oleh warga. Sebab sedikit banyak kandungan ini bila langsung disantap oleh masyarakat tentu dapat membahayakan.  “Kita juga mengimbau kepada penjual sayur mayur sebelum dijual dengan masyarakat sebaiknya sayur mayur dicuci terlebih dahulu,” jelasnya. (618)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: