Kawasan STQ, jadi Sarang Kejahatan

Kawasan STQ, jadi Sarang Kejahatan

Minta Segera Diserahkan ke IAIN

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Rektor IAIN Bengkulu menyesalkan lambatnya pengalihan aset STQ ke IAIN Bengkulu, membuat banyak kejadian merugikan yang terjadi di kawasan tersebut. Terlebih kejadian pembunahan dan pemerkosaan di arena STQ akibat lambatnya pengambilan keputusan. Rektor berharap kejadian tersebut cepat diberantas agar tidak lagi terulang tindak kejahatan di kawasan STQ. Selain itu, Rektor juga terus berdoa agar para pengambil keputusan mendapat hidayah agar aset STQ dapat dialihkan kepada IAIN Bengkulu

“Sampai saat ini terus dilakukan pendekatan agar aset tersebut dialihkan ke IAIN Bengkulu, agar tindak kejahatan di kawasan STQ tidak lagi terjadi. Terlebih kejadian pembunuhan dan pemerkosaan yang terjadi di kawasan tersebut dapat menjadi bahan renungan bagi pengambil keputusan,” terang Rektor IAIN Bengkulu Prof. Dr. H. Sirajuddin M, M.Ag.,MH.

Menurutnya, kriminalitas yang terjadi ini adalah tanggung jawab bersama, terlebih kejadian kejahatan dan maksiat ini bukan lagi yang pertama terjadi di kawasan STQ.  “Masyarakat pasti beranggapan bahwa STQ itu milik IAIN Bengkulu, padahal walaupun bangunan tersebut berada di lahan IAIN Bengkulu, namun asetnya masih milik Pemda Provinsi Bengkulu,” tambahnya Kejadian seperti ini menjadi perhatian khusus dan pembelajaran yang harus cepat untuk ditangani, karena kalau tidak akan menjadi pembiaran bagi tindakan yang tidak manusiawi. Kejadian kejahatan seperti pembunuhan, pemerkosaan, kecelakaan akibat balap liar sampai ada yang meninggal di kawasan STQ tersebut.

“Dari kejadian ini harus segera diproses agar pihak IAIN Bengkulu dapat menentukan dan mengambil sikap agar kejadian ini tidak lagi terjadi,” jelas Rektor.

Perlu diingat bahwa aset STQ akan dialihkan ke STAIN Bengkulu apabila telah beralih status menjadi IAIN Bengkulu dan sekarang alih status tidak direalisasikan “Janji ini mulai dari masa Gubernur Hasan Zen, Agusrin, Junaidi Hamzah, Ridwan Mukti belum juga realisasi janji tersebut dilaksanakan. Begitu juga dengan para anggota DPRD kita di janjikan lagi aset diserahkan kalu kita sudah jadi UIN.

Nah orang dari kementerian pusat melihat, wah ini kita bukan hidup dengan janji saja, kita harus dengan kenyataan. Tak bisa seperti itu. Kita ambil hikmahnya paling besar, mudah mudahan kita sadar semua untuk memproses secepatnya. Kita prihatin terjadi di kampus Islam,” terang Rektor IAIN Bengkulu. Rektor IAIN Bengkulu menegaskan, para pengambil kebijakan jangan berfikir kejadian pembunuhan ini yang terakhir, potensi untuk kejadian yang sama itu sangat besar. Bisa terjadi pembunuhan pemerkosaan yang berikutnya akan ada lagi jika tidak ada tindakan bagi pengambil keputusan. (Hms/cik8/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: