Korban Sodomi, Diduga Lebih 3 Orang

Korban Sodomi, Diduga Lebih 3 Orang

CURUP, Bengkulu Ekspress - Dalam penyidikan awal petugas mengungkapkan bahwa korban sodomi yang dilakukan pemilik dan karyawan usaha salon kecantikan adalah 3 orang. Namun petugas mensinyalir bahwa korbannya tidak hanya tiga orang tersebut. \"Untuk korban sodomi, memang saat ini baru tiga orang, namun tidak menutup kemungkinan lebih dari tiga orang ini,\" sampai Kapolres Rejang Lebong, AKBP Jeki Rahmat Mustika SIK melalui Kasat Reskrim AKP Jery Antonius Nainggolan SIK.

Dijelaskan Kasat, pihaknya belum menambahkan jumlah korban dalam kasus ini, karena memang belum ada lagi korban yang melapor, meskipun mereka menduga masih ada korban lainnya. Oleh karena itu, AKP Jery meminta kepada siswa yang telah menjadi korban sodomi oleh pemilik dan karyawan salon kecantikan yang ada di Kelurahan Air Rambai tersebut untuk melapor kepada pihaknya.

\"Kalau untuk pasal yang kita kenakan kepada kedua tersangka yaitu undang-undang perlindungan anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara,\" paparnya.

Di sisi lain, atas keberhasilan jajaran Polres Rejang Lebong dalam mengamankan kedua tersangka pelaku sodomi As alias Anri (45) dan FE alias Cica (36), Kapala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, Drs Noprianto MM menyampaikan apresiasinya. Atas terungkapnya kasus sodomi yang dialami sejumlah pelajar di Kabupaten Rejang Lebong, ia meminta agar pihak sekolah maupu orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak yang ada di Kabupaten Rejang Lebong.

\"Bila perlu saat pulang sekolah pihak sekolah berkoordinasi kepada orang tua untuk memastikan bahwa para siswa kita sudah pulang ke rumah,\" sampai Nopri.

Karena menurut Nopri, kasus dugaan pencabulan yang dialami para siswa di Kabupaten Rejang Lebong tersebut terjadi diluar jam sekolah. Sementara itu, untuk penanganan bagi para korban sodomi sendiri, Nopri memastikan bahwa para korban akan mendapat pendampingan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, hal tersebut, menurut Nopri perlu mereka lakukan agar tidak berdampak pada psikologi para korban. \"Saya juga berharap para guru juga bisa lebih peka terhadap prubahan yang terjadi pada peserta didik kita, hal tersebut penting untuk mengantisipasi hal serupa terulang dikemudian hari,\" harap Noprianto.(251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: