Nyepi Wujudkan Pemilu Berkualitas

Nyepi Wujudkan Pemilu Berkualitas

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941 yang jatuh pada Kamis (7/3). Mengangkat tema \"Melalui Catur Brata Kita Sukseskan Pemilu 2019\" ribuan umat hindu di Bengkulu berharap dapat ikut mewujudkan Pemilu yang berkualitas. Dimana umat Hindu kembali dituntut pada jati dirinya menjadi pribadi adiluhung sebagai tempat di mana percikan sinar suci Brahman bersemayam.

Ketua Parisade Hindu Dharma Provinsi Bengkulu, Dr I Wayan Dharmayana mengatakan, dalam arus deras kampanye pemilu yang terkadang tak mengindahkan kebenaran, moral, dan etika, umat Hindu diharapkan untuk mampu memilah dengan baik berbagai informasi yang diterima. Dengan kemampuan memilah tersebut, umat Hindu dengan semangat Tahun Baru Saka 1941 diharapkan mampu memilih yang terbaik dalam pemilu yang akan datang.

\"Dalam menyambut Pemilu 17 April 2019, umat hindu ditekankan dapat memilih pemimpin yang terbaik nantinya,\" kata I Wayan, usai Upacara Tawur Kesanga di Pura Shanti Muara Dipa Kota Bengkulu, Rabu (6/3).

Kewajiban Umat Hindu, khususnya yang telah memiliki hak pilih memiliki kewajiban moral untuk turut menentukan perjalanan bangsa dan negara Indonesia ke depan. Dengan memilih presiden-wakil presiden, anggota DPR, anggota DPD, anggota DPRD provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota sesuai pilihan masing-masing. Dengan begitu umat Hindu telah ikut serta menyukseskan Pemilu 2019 dan juga menjaga serta meninggikan kualitas pemilu. \"Ini sebagai salah satu tahapan dalam sistem negara demokrasi,\" ujar I Wayan.

Setelah melalui kontemplasi, refleksi, dan evaluasi secara menyeluruh pada hari raya Nyepi, umat Hindu Bengkulu yang sebagian besar berada dan hidup dalam lingkungan heterogen, diharapkan tampil dalam wujudnya yang inklusif, moderat, adaptif, dan toleran. Ajaran Hindu senantiasa mengingatkan bahwa sesama manusia sesungguhnya bersaudara, Vasudeva Kutumbhakam.

\"Kita semua bersaudara karena berasal dari Tuhan yang sama pula. Apa pun perbedaannya, termasuk perbedaan pilihan dalam pemilu bukanlah sesuatu yang dapat mengurangi rasa persaudaraan. Sehingga tidak sepatutnya menjadi pemutus tali persaudaraan yang telah terjalin dengan baik,\" ungkapnya.

Selain itu, Umat Hindu hendaknya mampu menampilkan diri sebagai panutan dan teladan dalam menumbuhkembangkan kerukunan antarumat beragama. Dengan cara tetap merawat keharmonisan hubungan antarsesama manusia setelah melaksanakan catur brata (amati gni, amati karya, amati lelungaan, dan amati lelanguan) serta upawasa, mona, dan jagra selama 24 jam saat Nyepi sebagai wujud pelaksanaan dharma agama, umat Hindu hendaknya turut menjaga suasana yang kondusif.

\"Hal tersebut harus terus dilakukan terutama menjelang, selama, dan setelah Pemilu 2019. Hal itu wujud pelaksanaan dharma negara,\" ujar I Wayan.

Dengan itu semua, umat Hindu bertekad mewujudkan pemilu berkualitas dengan menghasilkan pemimpin dan wakil rakyat yang terbaik bagi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika. Untuk itu, masyarakat harus menggunakan hak pilih sebaik-baiknya. Rakyat harus cerdas dalam memilih agar tidak salah. Pilihlah presiden-wakil presiden yang sesuai dengan hati nurani dan memiliki rekam jejak yang tak tercela. \"Semoga dengan terpilihnya pemimpin dan wakil rakyat yang baik, masa depan bangsa dan negara akan semakin terjamin,\" tutupnya.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Bengkulu, Drs H Bustasar MS menyatakan, Hari Raya Nyepi harus menjadi momentum seluruh elemen masyarakat untuk saling introspeksi diri. Bentuk intropeksi diri yang harus dilakukan yaitu saling mawas diri dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

\"Mari jadikan ritual tersebut untuk saling mawas diri, membersihkan diri lahir bathin, menyatukan pikiran, meneguhkan hati, serta memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan menjalankan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang,\" kata Bustasar.

Ia mengatakan, pemeluk Hindu telah memberikan contoh bagaimana menggapai keseimbangan dan keharmonisan hidup melalui perayaan Hari Raya Nyepi. Bagi mereka, baik buruk, menang kalah, kaya miskin, sengsara bahagia, merupakan ujian kehidupan untuk dapat mengendalikan diri. \"Saya menaruh rasa hormat yang besar kepada mereka,\" tegas Bustasar.

Ia menilai perayaan Hari Raya Nyepi yang kental dengan berbagai upacara budaya perlu tetap dilestarikan. Menurutnya, ada berbagai nilai sejarah dan makna yang terkandung di dalamnya. Budaya itu merupakan kekuatan sekaligus kekayaan yang tak ternilai bagi bangsa.\"Selamat Hari Raya Nyepi bagi saudaraku umat Hindu. Mari bersama kita introspeksi diri lebih jauh. Tebar kebajikan, gapai kebahagiaan, ciptakan perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,\" tutupnya. (999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: