Lelang Melalui KPKNL Digenjot
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Proses lelang semakin aman, transparan, objektif, dan kompetitif, namun masih sedikit yang memanfaatkannya. Bahkan, khusus lelang non eksekusi sukarela, jumlahnya masih sangat minim di Provinsi Bengkulu. Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Lampung dan Bengkulu, Ekka S. Sukadana mengatakan, nilai transaksi lelang eksekusi pada 2018 lalu di Bengkulu mencapai kurang lebih Rp 25 miliar.
Jumlah ini belum begitu signifikan jika dibandingkan dengan nilai transaksi perdagangan e-commerce. Hal itu membuat pihaknya berusaha untuk mendorong Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bengkulu untuk memaksimalkan kinerjanya.
\"Lelang di Bengkulu ini harus berkembang sama seperti yang lain, kalau jual beli online berkembang, kenapa lelang tidak berkembang, dalam hal ini kan lelang fair, transparan, keterbukaannya tinggi, tetapi kenapa mau mengalah terus,\" kata Ekka usai kegiatan Bincang Lelang di KPKNL Provinsi Bengkulu, kemarin (21/2).
Apalagi saat ini proses lelang juga sudah mudah, dapat dilakukan secara online dengan mengakses website lelang.go.id. Bahkan, hanya dengan melakukan pendaftaran melalui email proses lelang sudah bisa dilakukan. Melalui email itu, para peserta yang akan mengikuti proses lelang diharuskan mentransfer uang jaminan dimana uang tersebut nantinya akan dikembalikan jika dinyatakan tidak berhasil memenangkan proses lelang.
\"Proses lelang juga sudah mudah sekarang, kalau dulu harus main angkat tangan, sekarang sudah bisa melalui online, cukup akun email nanti akan diberikan kode akses untuk menawar,\" ujar Ekka.
Kemudahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai transaksi lelang di Bengkulu, karena lelang tak hanya berusaha mengumpulkan penerimaan negara saja, namun juga sebaga salah satu sarana penuntasan masalah hukum dan non-performing loan di perbankan. Misalnya saja, dalam penanganan kredit di perbankan yang tidak perform, ada jaminan dan restrukturisasi.
\"Biasanya ketika masyarakat mengajukan kredit, maka ada barang yang dijamin sebagai agunan manakala tidak bisa mencicil pinjaman, jaminan tersebut bisa dilelang sehingga jumlah aset dan kerugian yang terjadi bisa dikembalikan karena kredit yang tidak perform,\" tutur Ekka. Ia menilai, tidak hanya masalah kredit macet saja, hasil pertanian seperti kelapa sawit dan produksi pertanian lainnya juga bisa dijual melalui proses lelang. Sehingga hal ini bisa meningkatkan penjualan hasil pertanian di Bengkulu.
\"Kita harus manfaatkan lelang, karena hasil pertanian juga bisa dijual melalui lelang,\" tutupnya. Sementara itu, Direktur Lelang DJKN, Lukman Effendi mengatakan dengan menjual barang secara lelang maka dampaknya akan sangat besar untuk memanfaatkan aset menjadi lebih produktif. Selama ini banyak aset yang tidak produktif seperti kendaraan yang masa manfaatnya telah berakhir tidak dilelang.
Padahal jika dilakukan lelang maka aset yang tidak produktif tadi akan lebih bermanfaat untuk sektor lainnya. \"Impactnya aset yang tidak produktif seperti mobil jika dilakukan lelang dan berhasil dimenangkan oleh sektor perkebunan maka aset tersebut nantinya bisa lebih produktif,\" ujar Lukman.
Selain itu, lelang juga dipercaya mampu meningkatkan nilai aset yang produktif, karena dengan dilakukan lelang maka aset yang tidak produktif akan digantikan oleh aset produktif. Lebih lagi, lelang juga akan menghilangkan persepsi korupsi di instansi baik pemerintahan dan swasta.
Karena dengan lelang, prosesnya lebih objektif sehingga tidak melibatkan orang dari instansi tersebut. \"Kalau aset tersebut dijual sendiri maka akan menimbulkan persepsi yang tidak baik dari banyak orang, tapi kalau melalui proses lelang maka persepsi tersebut akan hilang di masyarakat,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: