Investor Mulai Berdatangan
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Bank Indonesia memprediksi ekonomi di Provinsi Bengkulu akan semakin menggeliat. Pasalnya, dari hasil promosi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bengkulu, sejumlah investor akan menanamkan investasinya di Provinsi Bengkulu. Investor itu mulai dari perusahaan kelapa sawit, batu bara dan beberapa investor lainnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bengkulu, Adang Kurnia Saputra mengatakan, beberapa investor tersebut sudah merencanakan untuk menanamkan investasinya di Provinsi Bengkulu. \"Sudah kita laporakan dengan Pak Gubernur, terkait rencana investor yang akan berinvestasi di Bengkulu,\" terang Adang, kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (18/2).
Tidak berhenti disitu saja, dalam promosi investasi itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu, BI Perwakilan Bengkulu bekerjasama Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) dan salah satu media nasional akan memaparkan potensi Bengkulu pada calon investor. Nantinya, dari hasil pemaparan itu, para investor akan menentukan akan berinvestasi di Bengkulu atau tidak.
\"Keputusan berinvestasi itu nanti, biasanya diputuskan setelah April penentuan pemilihaan presiden (Pilpres). Karena siapa yang akan jadi presiden,\" tambahnya.
Meski demikian, pihaknya menurut Adang akan tetap melakukan promosi kepada para calon investor. Karena sejauh ini, para investor itu akan di tarik untuk mengisi investasi di Pelabuhaan Pulau Baai. Sebab, pihak PT Pelindo II Bengkulu sejauh ini sudah siap untuk menyambut para investor. \"PT Pelindo II juga sudah siap,\" papar Adang.
Sementara itu, Adang juga mengatakan, dalam triwulan pertama ini tingkat inflasi memang masih berjalan. Begitupun pertumbuhaan ekonomi juga masih berjalan. Hanya saja, peningkatannya bisa dilihat setelah mendekatan penutupan tahun. \"Sekarang yang mempengaruhi masih pada konsumsi masyarakat dan belanja pemerintah yang sudah mulai membaik. Ini yang mendorong ekonomi Bengkulu,\" paparnya.
Untuk inflasi tertinggi di Bengkulu menurut Adang, diperpengaruhi besar oleh harga tiket maskapai penerbangan. Dengan harga tiket mahal itu, mambuat pelaku usaha di Bengkulu harus mengeluarkan biaya transportasi lebih besar. Seperti pengiriman pempek dari Bengkulu manjadi berkurang, pengiriman durian lewat kargo pesawat juga berkurang.
Begitupun penjualan kain besurek dari Bengkulu juga ikut terganggu. \"Sekarang Bengkulu mengandalkan orang datang. Jadi sudah kecil tambah kecil lagi. Harapan kita ada perhatian dari pihak maskapai. Walapun itu memang masalah nasional, tidak hanya di Bengkulu. Minimal ada perhatian khusus untuk Bengkulu,\" pungkas Adang. (151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: