Sektor Jasa Keuangan Bengkulu Tumbuh Positif

Sektor Jasa Keuangan Bengkulu Tumbuh Positif

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Dibawah naungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu, sektor Jasa Keuangan berhasil mencatatkan tren pertumbuhan yang positif sepanjang 2018. Tren pertumbuhan yang positif tersebut terlihat dari meningkatnya kinerja perbankan, pasar modal, dan asuransi.

Kepala OJK Provinsi Bengkulu, Yan Syafri mengatakan, kinerja sektor jasa keuangan di Provinsi Bengkulu pada 2018 ini tumbuh positif. Hingga November 2018, pertumbuhan aset perbankan di Bengkulu tercatat sebesar Rp 23,83 Triliun (ytd) atau mengalami pertumbuhan sebesar 6,79 persen, meningkat sebanyak Rp 1,5 triliun dibandingkan Desember 2017 dan 2016 yang tercatat masing-masing sebesar Rp 22,32 triliun dan 20,06 triliun.

Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan juga tercatat sebesar Rp 13,5 triliun (ytd) atau mengalami pertumbuhan sebesar 11,42 persen dibandingkan 2017 dan 2016 yang masing-masing tercatat sebesar 12,14 triliun dan 10,73 triliun.

Begitu juga dengan penyaluran kredit di Bengkulu, yang tercatat sebesar 19,03 triliun (ytd) atau meningkat sebesar 9,41 persen dibandingkan 2017 dan 2016 dimana masing-masing tercatat sebesar Rp 17,39 triliun dan Rp 15,89 triliun. Meningkatnya pertumbuhan kredit tersebut juga diikuti dengan NPL (kredit macet) yang rendah sebesar 1.83 persen.

\"Kita melihat kinerja sektor perbankan di Bengkulu cukup baik dan diperkirakan hingga akhir 2018 kinerjanya akan tetap positif,\" kata Yan, saat Temu Wartawan dan Coffe Morning di Kantor OJK Provinsi Bengkulu, kemarin (28/12).

Pertumbuhan positif tersebut tidak hanya terlihat dari sektor perbankan saja, akan tetapi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga tercatat cukup baik. Dimana hingga November 2018, realisasi KUR telah mencapai Rp 1,1 triliun dengan outstanding mencapai Rp 898 miliar untuk 34,490 debitur di Bengkulu. Jumlah realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2017 lalu yang tercatat sebesar Rp 786 miliar. Dengan meningkatnya angka realisasi KUR tersebut diharapkan akan banyak sektor pertanian dan UMKM di Bengkulu bisa semakin maju dan berkembang.

\"Realisasi KUR di Bengkulu juga cukup baik, semoga pada 2019 mendatang, realisasinya semakin meningkat sehingga banyak sektor baik pertanian dan UMKM bisa semakin berkembang,\" ujar Yan.

Tidak hanya realisasi KUR yang mengalami peningkatan, sektor Pasar Modal juga mencatatkan pertumbuhan yang positif. Hingga Oktober 2018, Pasar Modal di Bengkulu telah mencatatkan transaksi saham sebanyak Rp 29,61 miliar dengan jumlah SID Investor mencapai 4.739 orang. Jumlah SID Investor tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 lalu yang tercatat mencapai 1.946 orang. \"Dengan semakin meningkatnya jumlah SID Investor di Bengkulu, sehingga menutup celah orang untuk ikut investasi bodong,\" tuturnya.

Selain pasar modal, sektor asuransi di Bengkulu juga masih berkinerja positif, dimana perusahaan asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan premi asuransi yang lebih tinggi daripada klaim. Premi Asuransi jiwa di Provinsi Bengkulu hingga September 2018, tercatat sebesar Rp 174 miliar atau lebih tinggi dari nilai klaim yang tercatat sebesar Rp 90 miliar. Hal yang sama juga terlihat dari asuransi umum dimana total premi mencapai Rp 68 miliar atau lebih tinggi dari total klaim yang mencapai Rp 32 miliar. \"Industri asuransi jiwa dan umum atau asuransi kerugian masih sehat, karena laju perolehan premi lebih tinggi dibandingkan klaim asuransi,\" tuturnya.

Meskipun beberapa sektor jasa keuangan mengalami pertumbuhan, namun sektor pembiayaan belum mencatatkan pertumbuhan yang signifikan atau tercatat sebesar Rp 2,01 triliun sedikit menurun dibandingkan 2017 yang tercatat sebesar Rp 2,05 triliun. Menurunnya kredit pembiayaan di Bengkulu disebabkan oleh meningkatnya NPF (kredit macet) di sektor pembiayaan.

Bahkan NPF pembiayaan tercatat sebesar 3,9 persen. Hal tersebut membuat perusahaan pembiyaan di Bengkulu hati-hati dalam menyalurkan kreditnya agar NPF tidak semakin tinggi. \"Sejumlah perusahaan pembiayaan cenderung lebih hati-hati dalam menyalurkan pembiayaan. Alhasil, jumlah penyaluran pembiayaan juga menurun,\" terang Yan.

Disisi lain, lembaga keuangan non bank di Bengkulu seperti pegadaian, modal ventura, dan LKM/S juga belum secara pasti mengalami pertumbuhan atau tidak, akan tetapi ketiga sektor ini telah berkontribusi nyata bagi daerah melalui pembiayaannya. Dimana hingga November 2018, Pegadaian telah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp 101 miliar kepada masyarakat Bengkulu. Begitu juga modal venture dan LKM/S dimana masing-masing telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 20 miliar dan Rp 19 miliar di Provinsi Bengkulu.

\"Saya melihat untuk lembaga keuangan non bank di Bengkulu masih cukup baik, semoga peran dan kontribusinya bagi daerah juga semakin besar,\" ujar Yan.

Terakhir Yan mengaku, diakhir masa kepemimpinannya di Kantor OJK Provinsi Bengkulu, dirinya berharap sektor jasa keuangan di Bengkulu pada 2019 mendatang bisa menjadi lebih baik lagi. Baiknya kinerja industri jasa keuangan di Bengkulu menjadi kunci penting majunya ekonomi di daerah.  \"Semoga pada 2019 mendatang, Industri Jasa Keuangan di Bengkulu semakin baik,\" tutupnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: