Pengelola PTM Dinilai Teledor
Minim Hidran Kebakaran dan Instalasi Bermasalah
BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Peristiwa kebakaran hebat yang terjadi di Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu pada Jum\'at (14/12) menyisakan banyak tanda tanya. Bahkan berbagai pihak menduga kebakaran tersebut disebabkan oleh keteledoran dari pihak pengelola yang terkesan tidak peduli dengan keamanan gedung mulai dari minimnya Hidran kebakaran hingga instalasi listrik yang jarang dilakukan pengecekan.
Salah satu Pedagang Pakaian di PTM yang kiosnya ikut terbakar, Rahmat (26) mengaku, kebakaran di PTM bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari instalasi listrik yang jarang dilakukan pengecekan dan terkesan dibiarkan begitu saja. Bahkan banyak pihak menduga hal yang sama, jika instalasi listrik di PTM jarang dicek sehingga ketika musim hujan tiba listriknya jadi konsleting dan terbakar. \"Listriknya jarang dicek makanya terbakar, ditambah lagi Hydrannya juga minim masa hanya ada 2, dan airnya juga tidak kuat,\" keluh Rahmat, kemarin (16/12).
Sementara itu, Manager PLN Area Bengkulu, Nova Sagita menilai, kebakaran kerap terjadi akibat korsleting listrik yang diakibatkan oleh kabel instalasi yang sudah tua dan kedua perilaku pelanggan yang sering menumpuk penempatan stopkontak di satu titik instalasi.
\"Kebakaran sering terjadi akibat kabel instalasi rumah atau bangunan gedung yang sudah tua atau perilaku pelanggan yg sering menumpuk penempatan stop kontak di satu titik instalasi sehingga terjadi konsleting listrik,\" ujar Nova.
Terkait kebakaran yang terjadi di PTM pihaknya belum bisa memastikan apakah terjadi karena hubungan arus listrik (korsleting) atau bukan. Karena pihaknya juga tidak tahu apakah pihak Managemen selalu memeriksa jaringan listrik atau tidak. \"Kalau jaringan listriknya tidak pernah dicek maka kemungkinan kebakaran terjadi karena korsleting,\" tutur Nova.
Menanggapi hal tersebut, Pedagang Pakaian lainnya, Hairina (30) mengaku, sebelum terjadinya kebakaran di PTM, listrik sempat mengalami masalah hidup mati sekitar pukul 10.00 WIB, kemudian muncul asap di Blok Q lantai 2. Setelah asap muncul kemudian muncul api dan lama kelamaan semakin membesar hingga membakar ratusan kios di lantai 2.
\"Pertama kali itu lihatnya ada asap dibagian atas, kami kan tempatnya di basement. Kebakaran kayaknya korsleting itu, kami coba padamkan apinya besar mana hidran dan APAR juga tidak tersedia,\" tukas Hairina.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bengkulu, Saipul Apandi mengaku, selama Pemadaman Api di PTM, pihaknya sama sekali tidak melihat adanya Pompa Hidran disana. Akan tetapi pihaknya menemukan Hidran milik Mega Mall Bengkulu, tetapi air yang dikeluarkannya tidak begitu besar atau sangat kecil hingga membuat petugas tidak menggunakannya. \"Kami tidak melihat ada pompa Hidran di PTM, tetapi di Mega Mall ada, jadi kami pakai yang di sana, tetapi airnya mengalir kecil sekali mungkin air PDAM,\" kata Saipul.
Pihaknya menilai, seharusnya pihak managemen PTM mampu menyediakan pompa Hidran dilokasi gedung karena itu merupakan salah satu faktor keamanan untuk mencegah jika terjadi kebakaran. Lebih lagi Hidran yang dimiliki Mega Mall juga jauh dari kata layak digunakan, karena airnya tidak mampu mengalir dengan deras. Menanggapi hal tersebut, pihaknya pada saat kebakaran meminta air melalui hidran di Bank Indonesia (BI) dimana airnya mengalir sangat kencang dan deras. \"Hidran yang bagus di Bengkulu itu yang ada di BI, soalnya kencang, kemudian di Bank Bengkulu dan BNI 46 juga bagus tapi kami lupa kalau disana ada Hidran,\" tutur Saipul.
Ia menyarankan agar pihak managemen PTM dan Mega Mall agar dapat menyediakan Hidran yang layak. Idealnya sumber air Hidran berasal dari sumur bor dan jangan dari air PDAM karena airnya sangat kecil. Kemudian minimal gedung sebesar PTM harus memiliki Hidran sebanyak 4 unit yang diletakkan di didepan, samping, dan belakang gedung. Hal ini dilakukan jika kebakaran terjadi maka api dapat cepat dipadamkan sehingga tidak membuat petugas kesulitan harus bolak balik mencari air. \"Pompa Hidran itu penting, karena merupakan fasilitas publik yang harus diperhatikan karena menyangkut keamanan dan kenyamanan pemilik gedung,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: